Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Sesar Baribis di Perut Bumi Jakarta dalam Kacamata Para Ahli

Kompas.com - 04/10/2018, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Melihat catatan gempa besar di sekitar Jakarta pada zaman kolonial 1700-an, Rovicky menegaskan dibutuhkannya pembuktian atas dugaan bahwa gempa itu disebabkan oleh sesar Baribis. Sebab, bukan tidak mungkin gempa besar itu dipicu oleh sesar aktif lain.

"Mungkin saja, wong saat itu kita belum tahu genesa (pembentukan) terjadinya gempa. Sebagai informasi, teori plate tektonik yang saat ini dipakai untuk menganalisis gempa baru diketahui tahun 1950-an. Jadi saat itu (tahun 1700-an), gempa-gempa ini masih dianggap misteri," jelasnya.

Sebagai tambahan, menurut penelitian Koulali, patahan diperkirakan menyebabkan gempa skala 7 dalam periode 600 tahun.

"Jadi kalau misalnya gempa terakhir tahun 1800, maka gempa berikutnya masih lama, masih 400 tahun lagi. Ini kalau penelitian itu benar ya," tambahnya.

Baca juga: Kini Terungkap, Tsunami Palu Menerjang Hanya 8 Menit Setelah Gempa!

Adrin Tohari, peneliti bidang Geoteknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), juga berkata bahwa sumber gempa besar yang pernah mengguncang Jakarta sekitar tahun 1700-an belum teridentifikasi.

"Menurut sejarah, memang Batavia pernah hancur karena gempa besar. Namun, hingga saat ini belum tahu sumber gempanya dari mana. Bisa saja dari laut di Sumatra, kita belum tahu (kebenarannya). Walaupun dalam penelitian ada pelurusan struktur di bawah Jakarta, tapi kita belum dapat memastikan itu aktif atau enggak," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (3/10/2018).

"Jadi hingga saat ini belum dapat dipastikan, apakah sesar yang menurut penelitian merupakan sesar aktif atau hanya tektonik saja. Karena dia (sesar) tertimbun material yang tebal sehingga tidak muncul ke permukaan. Nah, kalau sesar aktif, dia harus muncul ke permukaan," terang Adrin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com