Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Alat Pendeteksi Tsunami, Ini 5 Langkah Penyelamatan Diri

Kompas.com - 02/10/2018, 12:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Bahkan berdasarkan penelitian SMS Tsunami Warning, tsunami bisa melintasi seluruh samudera di bumi hanya dalam waktu beberapa jam saja.

Baca juga: 4 Fakta tentang Alat Deteksi Tsunami Buoy di Indonesia

Itulah sejumlah tanda-tanda alam menjelang dan ketika tsunami menerjang.

Lalu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan untuk menyelamatkan diri, jelang, dan ketika terjadi tsunami?

Harus dilakukan: lari, diam, dan terus berlayar

Dalam Buku Saku Tanggap Tanggas Tangguh Menghadapi Bencana yang dikeluarkan BNPB, orang yang tinggal di pesisir pantai diminta untuk segera berlari ke tempat tinggi setelah gempa besar terjadi.

American Red Cross menyebut, idealnya warga berlari ke bukit atau tempat dengan ketinggian di atas 30 meter, sejauh 3km dari pinggir laut.

"Waktu golden time-nya adalah 10 sampai 30 menit setelah gempa, sangat sempit waktunya," kata Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Oleh karena itu, kita yang tinggal di daerah pesisir harus paham lingkungan sekitar, tahu di mana bukit atau tempat tinggi terdekat yang bisa dicapai seandainya tsunami mengancam.

BNPB menyebut, jika tsunami benar menghantam, maka bertahanlah di daerah tinggi hingga beberapa jam ke depan.

"Karena gelombang tsunami yang kedua dan ketiga biasanya lebih besar dari gelombang pertama, serta dengarkan informasi dari pihak yang berwenang melalui radio atau alat komunikasi lainnya," tulis BNPB dalam buku tersebut.

Apabila Anda berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, upayakan untuk tetap berlayar dan menghindari wilayah pelabuhan, karena hantaman gelombang lebih membahayakan jika semakin dekat ke pantai.

Jangan dilakukan: ambil foto/video, berkendara, lintasi jembatan

Setelah gempa besar atau lama mengguncang, fokuslah menyelamatkan diri.

Meskipun berita soal gempa dan tsunami di berbagai wilayah dunia, penyebaran informasi awalnya cepat tersebar karena foto dan video yang diambil warga.

Dibanding sibuk merekam kejadian, lebih baik selamatkan diri dengan mencari tempat tinggi. Keselamatan diri jauh lebih penting dibandingkan momen yang ingin diabadikan menggunakan kamera

Anda juga tidak perlu melihat ke pinggir pantai untuk memastikan apakah air surut atau tidak, karena tsunami juga bisa datang tanpa dimulai dengan surutnya air laut.

BNPB lewat buku sakunya juga menyebut agar evakuasi diutamakan dengan berjalan kaki.

Baca juga: 5 Tsunami Paling Mematikan Abad Ini

"Jika terjadi kemacetan, segera kunci dan tinggalkan kendaraan." Terjebak di kemacetan bisa membuat keselamatan Anda terancam.

Selain itu, sebaiknya hindari berjalan melewati jembatan karena gempa susulan mungkin bisa terjadi, dan jika tsunami bergerak lebih cepat, akan lebih sulit juga menyelamatkan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau