Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minim Alat Pendeteksi Tsunami, Ini 5 Langkah Penyelamatan Diri

Kompas.com - 02/10/2018, 12:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Air surut atau tidak?

Surutnya air laut adalah salah satu pertanda akan terjadinya tsunami, jika dasar perairan anjlok karena terjadinya gempa.

Setelah air tertarik ke laut, gelombang besar akan menerjang daratan membawa energi balasan.

Inilah yang terjadi saat gempa dan tsunami besar di Aceh dan Samudera Hindia pada 2004 lalu.

Kala itu, banyak orang justru mendatangi pantai untuk melihat fenomena janggal tersebut sembari menangkap ikan.

Menurut data SMS Tsunami Warning, jika air laut surut setelah gempa, maka warga yang tinggal di pesisir punya waktu sekitar 5-10 menit untuk menyelamatkan diri.

Meskipun begitu, kapan tsunami sampai di pantai juga bergantung kedalaman air dan di mana lokasi terjadinya gempa dan patahan.

Pada Gempa Aceh 2004 lalu yang berpusat 240 km di pantai barat Sumatera pada kedalaman 30km, tsunami setinggi lebih 10 meter sampai di daratan Aceh sekitar 30 menit setelah terjadinya gempa.

Meskipun begitu, tsunami tidak selalu didahului surutnya air laut.

Berdasarkan penelitian Pusat Riset Bencana Alam, Puslit Geoteknologi LIPI, 2012 lalu, pemodelan potensi gempa dan tsunami di perairan Padang, Sumatera Barat memperlihatkan, tsunami yang bisa saja terjadi di masa datang, "tidak didahului surutnya air laut".

“Hal ini disebabkan karena ketika gempa, hampir seluruh dasar perairan di barat Padang langsung terangkat, sehingga tsunami langsung terbentuk,” kata Koordinator Tim Penelitian Gempa LIPI saat itu, Danny Hilman Natawidjaja.

Dalam kata lain, surut atau tidaknya air laut jelang tsunami bergantung pada lempengan yang diguncang gempa, apakah naik atau turun.

Jadi, jika gempa besar terjadi, Anda tidak perlu mencari kabar soal surutnya air laut. Fokus selamatkan diri.

Gemuruh dari laut

Banyak saksi yang menyebut tsunami berbunyi seperti deru kereta api atau pesawat jet.

Dan ketika menerjang, tsunami tidak melulu hanya gelombang tunggal. Gelombangnya bisa datang berkali-kali, bahkan sampai lima kali.

Tsunami juga bisa bergerak dengan kecepatan hingga 970km/jam di laut terbuka. Ini sama cepatnya dengan kecepatan pesawat tempur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com