Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pikun Jangan Dianggap Remeh, Bisa Jadi Gejala Demensia Alzheimer

Kompas.com - 02/10/2018, 11:32 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com ­– Orang tua lansia yang menunjukkan gejala pikun, jangan dianggap remeh dan lumrah. Ini merupakan tanda awal gangguan demensia, di mana kemampuan otak mengalami kemunduran.

Gangguan demensia ada beberapa jenis, namun yang sering luput dari sorotan kita adalah demensia alzheimer yang menyerang lansia di atas 60 tahun.

"Permasalahannya, kita sering mengabaikan pikun dan menganggap lansia yang mengalami pikun adalah hal yang wajar. Nah, kita baru ngeh saat sudah ada gangguan perilaku. Kalau sudah sampai gangguan perilaku, itu sudah parah banget,” ujar Dr. Yuda Turana, SpS, Pembina Alzheimer Indonesia, ditemui di Jakarta, Jumat (28/09/2018).

Baca juga: Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Demensia

Yuda menambahkan, pikun bukanlah proses penuaan yang normal. Artinya ketika pikun terjadi, gejala tersebut sudah merupakan deteksi dini akan gangguan Alzheimer yang perlu mendapat perhatian.

Saat orang tua kita sudah menunjukkan gejala pikun atau mudah lupa, Yuda menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Untuk faktor risikonya, Yuda mengatakan apa yang tidak baik untuk kesehatan jantung juga tidak baik untuk demensia. Untuk itu, makanan dan kebiasaan yang dapat memperburuk jantung perlu dihindari.

Menariknya, rasa sendiri atau kesepian pun juga dapat menyebabkan demensia.

"Yang dimaksud rasa sendiri bukan si orang tinggal sendiri tapi mereka merasa tidak diperhatikan. Bisa saja keluarganya lengkap, tapi tidak diperhatikan oleh keluarganya. Rasa kesendirian jangka panjang juga bisa menyebabkan demensia," jelas Yuda yang juga menjadi Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Atma Jaya, Jakarta.

Baca juga: Perbanyak Baca Buku dan Bermain Catur Bantu Cegah Demensia

Selain kesepian dan kesendirian, Yuda juga menyarankan agar orang yang sudah pensiun tetap mengisi waktu dengan aneka macam kegiatan. Hal ini disebut Yuda dapat membantu mengurangi risiko demensia.

"Selain menjaga pola hidup sehat, terus berkarya dan bekerja juga baik untuk menghindari demensia. Tapi bukan bekerja yang sembarangan, bekerja harus yang menyenangkan. Jadi yang paling penting adalah kita melakukan kegiatan yang membuat kita senang," katanya.

Karena kehadiran gejalanya dianggap wajar, maka demensia kurang mendapatkan perhatian bagi banyak orang. Padahal, menurut data Alzheimer Disease International, setiap tiga detik ada satu orang yang didiagnosis dengan Alzheimer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau