"Contoh di sepak bola. Dunia sepak bola sudah lama mengenal statistik, bahkan ada penyedia jasa statistik untuk sepakbola di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir," papar Amal.
"Tapi pelatih sepakbola di Indonesia banyak yang standar lisensi kepelatihannya tidak tergolong elite. Jadi, pelatih tidak tahu bagaimana menggunakan statistik, padahal itu sport science," imbuhnya.
Mendorong agar olahraga prestasi Indonesia menggunakan sport science, menurut Amal, bukan solusi tunggal.
Baca juga: Kebakaran Hutan saat Asian Games 2018 Perlu Diantisipasi
Hal itu karena penerapan sport sains dan tajamnya perbedaan penerapan pengetahuan olahraga antara Indonesia dan negara-negara maju bukanlah masalah utama.
Amal, yang lulusan pascasarjana manajemen olahraga dari Universitas Coventry, Inggris, itu menilai masalah olahraga prestasi di Indonesia adalah tata kelola.
"Ada beberapa atlet yang saya ajak bicara, mereka mengaku tidak punya pekerjaan jika pelatnas dan ajang Asian Games selesai. Itu artinya olahraga kita tidak menciptakan keberlanjutan. Ini masalah. Bagaimana atlet mau konsentrasi jika kesejahteraan tidak terjamin?" cetusnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!