Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peta Bikinan 1491 Ini Mungkin Telah Memengaruhi Christopher Columbus

Kompas.com - 17/08/2018, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

"Kami menggunakan sejumlah gelombang panjang yang berbeda untuk memotret peta, dari ultraviolet hingga infrared. Karena peta Martellus menggunakan pigmen yang berbeda dalam menulis teks, sehingga mereka merespons cahaya secara berbeda," jelas Van Duzer.

Roger Easton, seorang profesor di Chester F. Carlson Center for Imaging Science di Rochester Institute of Technology, New York, menyaring berbagai gambar dan mencatat  aspek mana yang paling baik dalam berbagai panjang gelombang. Selanjutnya, ia membuat gambar gabungan digital sehingga bisa mengungkap elemen yang tidak terbaca di peta Martellus.

"Seluruh proses memakan waktu berbulan-bulan. Ini sangat menarik dan memuaskan," ujarnya puas saat melihat salinan yang telah disempurnakan secara digital.

Peta yang Menginspirasi

Sebagai permulaan, peta ini hanya berupa dataran dan tidak ada gambaran monster laut seperti peta lain dari Renaissance.

"Ini karena kartografer bukanlah ilustrator yang terampil dan memiliki bayaran khusus untuk melukis monster di peta. Karena peta dengan monster harganya mahal, kadang komisioner tak mampu membayarnya," kata Van Duzer.

Selain itu, banyaknya teks latin pada peta juga membantu Van Duzer memahami apa yang telah mengilhami Martellus serta siapa yang diilhaminya.

Martellus menggunakan sejumlah buku untuk membuat petanya, termasuk buku Hortus Sanitatis yang terbit 1491. Buku ini menggambarkan binatang dari seluruh dunia.

Martellus juga menggali pengetahuan dari 1441-1443 Council of Florence, di mana orang-orang Afrika membicarakan geografi tempat mereka tinggal.

Van Duzer menduga Columbus kemungkinan melihat peta tersebut sebagai inspirasi dan acuannya dalam melakukan perjalanan.

Baca juga: Peta Ini Ungkap Laut Perawan yang Tersisa di Dunia

Dalam sebuah biografi, Ferdinand Columbus mencatat bahwa ayahnya mengira Jepang terpisah jauh ke arah timur laut seperti yang digambar dalam peta.

"Intinya, peta ini kemungkinan memengaruhi gagasan Columbus tentang geografi Asia," imbuh Van Duzer.

Selain Columbus, peta Martellus kemungkinan juga memengaruhi peta 1507 milik Waldseemüller.

Waldseemüller menyebut "Dunia Baru" sebagai Amerika, karena kesalahpahaman penjelajah Italia Amerigo Vespucci yang telah menemukan Dunia Baru.

"Setelah Waldseemüller menyadari kesalahannya, ia ingin mencobanya tetapi sudah terlambat. Nama Amerika sudah dipakai oleh banyak orang," tutup Van Duzer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau