Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilang Satu Abad, Peta Langka Berusia 350 Tahun Muncul Kembali

Kompas.com - 13/11/2017, 08:08 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com -- Sebuah peta kuno berumur 350 tahun akhirnya bisa dipulihkan dan dipamerkan untuk umum di Australia. Peta tersebut menjadi saksi bisu bagaimana perjalanan para pelaut pada saat itu menemukan pulau Tasmania.

Pada abad ke-17, Joan Bleu membuat peta yang diberi nama "Archipelagus Orientalis" atau "Kepulauan Timur". Bleu membuat peta tersebut pada 1659 sebelum bangsa Eropa menjelajahi pulau-pulau di Australia.

Seperti yang dapat Anda lihat, peta tersebut memang tidak menggambarkan pesisiran timur Australia secara akurat.

Namun, peta Bleu memuat salah satu catatan pertama mengenai pulau Tasmania yang dibuat oleh Abel Tasman, seorang pelaut dari Belanda yang memasang bendera Belanda di pulau Tasmania dalam ekspedisi kapal Zeehaen pada 1642.

Baca juga:Kisah Kepulauan Banda, "Harta Karun" Indonesia yang Kini Terabaikan

Alhasil, peta "Archipelagus Orientalis" menjadi peta yang dianggap penting oleh para pelaut Eropa saat menjelajah Australia sebelum para pelaut dari Inggris datang.

Peta tersebut dibuat sekitar 100 tahun sebelum Kapten James Cook menjelajahi Samudra Pasifik dan melengkapi gambaran peta tentang benua terbesar di dunia ini.

Namun hingga saat ini, hanya segelintir orang yang tahu versi lengkap peta buatan Bleu.

Dari penelusuran Perpustakaan Nasional Australia, pada 2010 salinan peta tersebut berada di sebuah toko buku antik di Stockholm, Swedia. Kemudian, peta tersebut dijual di sebuah pelelangan dan akhirnya sampai ke tangan Perpustakaan Nasional Australia pada 2013.

Setelah melakukan upaya konservasi yang panjang, pihak perpustakaan Australia mengumumkan bahwa peta tersebut akan dipamerkan untuk umum di kantor pusatnya di Canberra sampai pertengahan 2018.

Baca juga: Benua Baru Ditemukan di Timur Australia, Namanya Zealandia

Seperti dikutip dari Live Science 7 November 2017, peta tersebut memiliki lebar 1,5 meter. Lalu, terdapat teks atau keterangan yang ditulis di peta mengenai kisah pelayaran Abel Tasman.

Butuh bertahun-tahun bagi ahli untuk melakukan pekerjaan konservasi peta tersebut sebelum akhirnya siap dipamerkan.

Pasalnya, peta tersebut dicetak di atas kertas dan dipasang di selembar kain. Waktu yang panjang membuat beberapa bagiannya menjadi retak, mengelupas, atau hilang.

Para peneliti menduga peta tersebut sudah ada di Swedia pada tahun 1950, saat penjual buku antik memutuskan untuk melepas bisnisnya. Namun, peneliti tidak mengetahui keberadaan peta Archipelagus Orientalis sebelum sampai ke Swedia.

Ryan Stokes, Ketua Dewan Perpustakaan Nasional Australia, pernah berkata kepada Live Science pada 2013 bahwa fakta Archipelagus Orientalis bisa masih ada hingga sekarang sangatlah mencengangkan. Hal ini kemungkinan besar karena tidak ada yang menyadari keberadaannya selama kurang lebih satu abad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau