Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Bintang di Semesta Jauh Lebih Banyak dari Seluruh Pasir di Bumi

Kompas.com - 26/07/2018, 12:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Tentu Anda berpikir ada lebih dari triliunan bintang di semesta. Namun, berapa jumlah pastinya?

"Jumlah keseluruhan bintang di semesta jauh lebih banyak dari semua butiran pasir pantai yang ada di muka bumi," kata astronom Amerika Serikat, Carl Sagan, yang langsung terkenal saat ia mengucapkannya pada 1980-an.

Pertanyaannya, apakah klaim Sagan ini benar?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus mengetahui terlebih dulu metode menghitung jumlah bintang di alam raya.

Baca juga: Kali Pertama, Ahli Tangkap Semburan Lubang Hitam yang Menelan Bintang

Kita bisa memakai pendekatan yang dilakukan Gerry Gilmore, astronom dan guru besar di Universitas Cambridge, Inggris, yang terlibat dalam proyek Gaia, yang antara lain memetakan langit dan menghitung jumlah bintang di Bima Sakti, galaksi tempat kita berada.

Dari data yang dikumpulkan, tim Gaia menyusun model tiga dimensi Bima Sakti untuk menentukan jumlah bintang di galaksi ini.

Gilmore mengatakan berdasarkan data pertama, ada sekitar dua miliar bintang di Bima Sakti.

"Itu sekitar 1 persen dari total bintang di galaksi ini," kata Gilmore kepada BBC.

Berdasarkan data ini, 1 persen setara dengan dua miliar bintang. Maka, jumlah keseluruhan bintang di Bima Sakti bisa jadi ada 200 miliar bintang.

Catat, ini hanya di satu galaksi saja.

Jadi, bagaimana kita menghitung jumlah bintang yang ada di semua galaksi alam semesta?

"Bima Sakti adalah satu dari beberapa jenis galaksi yang kita kenal. Hampir semua galaksi di alam raya ini memiliki jumlah bintang yang kira-kira sama dengan jumlah bintang yang ada di Bima Sakti," kata Profesor Gilmore.

Kalau kita bisa memperkirakan jumlah galaksi, maka kita bisa memperkirakan jumlah total bintang di jagat raya.

Gilmore menjelaskan, untuk mengetahui galaksi yang sejenis dengan Bima Sakti, kita harus memahami seberapa cerah galaksi tersebut. Apakah mirip dengan Bima Sakti atau berbeda sama sekali tingkat kecerahannya.

"Untuk menentukannya, kita harus tahu jarak ke galaksi. Ini bisa ditentukan dari pemahaman kita tentang perluasan alam semesta, yang bisa disebut dengan hukum Hubble," urai Gilmore.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com