Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Pasir Pantai Berasal dari Kotoran Ikan, Kok Bisa?

Kompas.com - 19/07/2018, 12:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sebagai negara tropis dan maritim, Indonesia memiliki banyak pantai. Mulai dari yang pasirnya hitam, putih, sampai pink.

Pasir di pantai tidak diragukan lagi keindahannya. Namun, dari mana hamparan pasir itu berasal? Menurut ahli, sebagian dari pasir pantai sebenarnya adalah kotoran ikan.

Spesies ikan yang bertanggung jawab akan hal itu adalah parrotfish atau ikan kakatua. Spesies ikan yang panjangnya bisa mencapai 47 sentimeter itu banyak menghuni perairan tropis dan subtropis di seluruh dunia, terutama di terumbu karang, pantai karang, dan padang lamun untuk memakan alga.

Dengan memakan alga, artinya ikan kakatua yang berwarna cerah ikut menjaga kesejahteraan pertumbuhan terumbu karang. Apalagi alga dikenal sebagai masalah besar untuk terumbu karang karena dapat mendorong pertumbuhan mikroorganisme.

Baca juga: Penyu Langka Mati Terjerat Kursi Pantai, Apa Pelajaran untuk Kita?

Kemampuannya untuk membasmi alga itulah yang membuatnya kemudian dijuluki sebagai pengeruk atau ekskavator.

Selain memakan alga, ikan kakatua juga memakan bakteri kaya protein dan mikroba lain. Semuanya itu kemudian diuraikan dan dihaluskan dalam pencernaannya untuk kemudian dikeluarkan lagi dalam wujud pasir kalsium karbonat murni yang indah.

Dalam satu menit, mereka bisa makan sampai 20 kali. Tak heran, bila ahli biologi kelautan Ling Ong dari Konsultan Lingkungan SWCA Hawaii mengatakan seekor ikan kakatua dewasa dapat menghasilkan 362 kilogram pasir setiap tahunnya. Bayangkan saja jika ada puluhan atau ratusan ikan kakatua.

Parrotfish atau ikan kakatua, pemakan alga di terumbu karang. Dalam satu tahun, seekor parrotfish dewasa dapat menghasilkan 362 kilogram pasir. Parrotfish atau ikan kakatua, pemakan alga di terumbu karang. Dalam satu tahun, seekor parrotfish dewasa dapat menghasilkan 362 kilogram pasir.

"Pasir yang ada di pantai Hawaii dan tempat lain di seluruh dunia, sebenarnya hasil dari proses biologis," kata Ong dalam wawancaranya kepada Wired 2014, dilansir Science Alert, Rabu (18/7/2018).

"Jadi, saya ingin memberi tahu masyarakat bahwa pasir pantai yang sangat indah itu sebagiannya telah melewati usus parrotfish," imbuhnya.

Ong mengatakan tidak semua pasir diproduksi ikan kakatua. Pasir yang ada di seluruh dunia juga berasal dari banyak lokasi, sumber, dan lingkungan.

Baca juga: Dunia Krisis Pasir, Apa Dampaknya bagi Manusia dan Lingkungan?

"Pasir terbentuk dari pecahan batu yang mengikis selama ribuan atau mungkin jutaan tahun. Batuan butuh waktu lama untuk bisa rusak, terutama kuarsa (silika) dan feldspar," menurut National Oceanic and Atmospheric Administration.

"Seringkali batuan yang berasal dari ribuan mil di samudera perlahan bergerak menyusuri sungai, dan rusak dalam perjalanannya. Saat batuan itu sampai lautan, mereka semakin terkikis karena ombak dan arus," imbuhnya.

Di antara banyaknya proses kemunculan pasir, sistem pencernaan ikan kakatua mungkin yang paling menarik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau