Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2018, 17:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Meski punya tujuan mulia, tapi sebuah penelitian tahun 2012 menemukan bahwa sebagian besar upaya translokasi "tidak dapat dibenarkan dari perspektif konservasi".

Apalagi jika hal tersebut tidak direncanakan dengan baik unruk menjamin kelangsungan hidup spesies ini.

Pada 2015, para peneliti juga mengkritik upaya relokasi hewan, terutama jika menempatkan mereka pada habitat yang salah.

"Translokasi sebagai alat regulasi mungkin tidak sesuai secara biologis mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan," ungkap Jennifer Germano, penulis utama studi tersebut dikutip dari Newsweek, Jumat (13/07/2018).

Hal ini juga berlaku pada relokasi badak hitam pada bulan Juni lalu.

"Memindahkan badak merupakah hal yang rumit dan berisiko, mirip dengan memindahkan emas batangan. Perlu perencanaan yang sangat hati-hati dan keamanan karena nilai dari hewan langka ini," ujar Paula Kahumbu, kepala pelaksana kelompok konservasi Wildlife Direct dikutip dari Washington Post, Sabtu (14/07/2018).

"Saya takut memikirkan penderitaan yang ditanggung oleh hewan-hewan malang ini sebelum mereka meninggal. Kita perlu tahu apa yang salah sehingga itu tidak akan terjadi lagi," sambungnya.

Baca juga: Kehamilan Victoria Selamatkan Badak Putih Utara dari Kepunahan

Terkait hal itu, Balala mengatakan kadar garam yang tinggi dalam air di "rumah baru" badak bisa menyebabkan dehidrasi yang menyebabkan mereka minum lebih banyak.

"(Itu) menghasilkan kelebihan air dari air garam yang semakin memperparah masalah," ujarnya.

Namun dia telah memerintahkan penyelidikan internal dan eksternal untuk menentukan penyebab pasti kematian 8 badak hitam tersebut.

Balala juga menambahkan, "tindakan disipliner" akan diambil jika probe mengarah ke kelalaian atau kesalahan oleh petugas Satwa Liar Kenya.

Sebagai informasi, populasi badak hitam Kenya turun selama tahun 1970-an dan 1980-an dari 20.000 menjadi sekitar 250. Menurut WWF, saat ini hanya tersisa sekitar 650.

Turunnya populasi ini dikarenakan badak hitam ditargetkan oleh pemburu untuk cula mereka, yang sangat didambakan di Asia, khususnya di Vietnam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com