Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Perubahan Otak dan Tubuh Saat Jatuh Cinta, Menurut Sains

Kompas.com - 14/07/2018, 20:31 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One edisi 2010 mengambil scan fMRI dari partisipan yang baru saja menjalin kasih.

Para peneliti menemukan, peserta yang melihat gambar dari pasangannya menunjukkan adanya peningkatan aktivitas di beberapa daerah pemrosesan hadiah di otak. Hal ini menunjukkan, cinta dapat mengurangi rasa sakit.

"Saat orang sedang jatuh cinta, ada perubahan signifikan dalam suasana hati mereka yang berdampak pada pengalaman rasa sakit," jelas Sean Mackey, penulis senior studi tersebut.

Baca juga: Ditetapkan WHO sebagai Gangguan Mental, Apa Sebenarnya Gangguan Seks?

7. Seperti candu

Seperti halnya zat adiktif yang dapat membuat kecanduan, cinta juga bisa melakukan hal yang sama dengan caranya sendiri.

Para ilmuwan telah mengamati respon neurokimia yang tumpang tindih di area otak yang sama antara pecandu narkoba dan orang yang sedang jatuh cinta.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Philosophy, Psychiatry, & Psychology edisi 2017, mengungkap cinta bisa membuat ketagihan.

Cinta merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi sementara tetapi bisa menjadi sangat mengganggu jika tidak dipenuhi untuk jangka panjang. Hal ini pula yang pada akhirnya bisa bermuara pada kecanduan seks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau