Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap 40 Detik Seseorang di Dunia Bunuh Diri, Bagaimana Mencegahnya?

Kompas.com - 10/06/2018, 18:06 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Satu temuan penting dalam laporan CDC terbaru adalah lebih dari separuh kasus bunuh diri terjadi di antara orang-orang yang tidak terdiagnosis penyakit mental.

Szanto menyebut bahwa pria mungkin sangat terpengaruh oleh masalah ini.

Pria Lebih Rentan

"Kami memiliki maslah besar ini, terutama di kalangan pria, mereka memiliki kondisi kesehatan mental yang tidak terdiagnosis dan jelas tidak diobati," ujar Szanto.

Baca juga: Ahli Duga Raibnya MH370 Upaya Bunuh Diri Sang Kapten

"Seringkali manifestasi depresi berbeda pada pria dibandingkan wanita. Kami cenderung sedikit lebih baik dalam penilaian klinis kami untuk mendiagnosis depresi pada wanita," sambungnya.

Hal ini bisa terjadi karena wanita cenedrung lebih baik dalam mencari bantuan. Sedangkan pada laki-laki mencari bantuan punya indikator kurang jelas.

Pengaruh Stigma

Susan Lindau, seorang terapis sekaligus profesor di University of Southern California menyebut ini terpengaruh oleh stigma tentang depresi.

Lindau mengatakan, orang masih tidak akan mencari bantuan jika mereka melihat stigma di sekitar depresi dan penyakit mental secara keseluruhan.

"Sangat berani untuk seseorang bisa mengatakan, 'Saya merasa tidak nyaman dan saya butuh bantuan'," kata Lindau.

"Itu karena Anda mengungkapkan kerentanan Anda. Budaya kita tidak benar-benar menghormati kerentanan," tegasnya.

Sama dengan Penyakit Kronis

Terapis yang mengkhususkan diri mempelajari tentang bunuh diri tersebut menambahkan, orang perlu memahami bahwa depresi dan penyakit mental lainnya dalah penyakit kronis seperti diabetes atau yang lain.

Pendapat senada juga diungkapkan oleh Paul Gionfrieddo, yang mengepalai Mental Health America.

"Tindakan bunuh diri adalah stadium empat untuk banyak orang yang menderita penyakit mental serius," ujarnya

Baca juga: Temuan Baru, Obat Bius Ketamine Bisa Cegah Keinginan Bunuh Diri

"Sejujurnya, ini juga stadium empat akhir, kejadian tahap akhir bagi banyak orang dengan berbagai macam penyakit kronis, yang bisa jadi tidak menderita penyakit mental," sambung Gionfrieddo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com