KOMPAS.com - Hingga saat ini, pesawat Malaysia Arilines yang menghilang pada 8 Maret 2014 masih menjadi misteri.
Namun, baru-baru ini para pakar penerbangan menyebut bahwa hilangnya pesawat berpenumpang 239 orang itu adalah usaha bunuh diri sang kapten.
Martin Dolan yang memimpin pencarian dasar laut dari pesawat MH370 juga menyampaikan hal yang sama.
"Ini sudah direncanakan, ini disengaja, dan itu dilakukan selama jangka waktu yang panjang," ungkap Dolan dikutip dari Newsweek, Senin (14/05/2018).
Dolan juga menolak kemungkinan bahwa kelompok teroris berada di belakang insiden tersebut.
"Jika ini adalah peristiwa terorisme, hampir tidak bisa diubah bahwa organisasi teroris akan mengklaim kejadian itu. Tidak ada klaim seperti itu," ujar Dolan.
Baca juga: Ilmuwan Pakai Gelombang Suara untuk Lacak MH370 dan Ini Hasilnya
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Larry Vance, seorang penyelidik kecelakaan udara Kanada.
"Dia bunuh diri, sayangnya, dia (juga) membunuh semua orang di pesawat, dan dia melakukannya dengan sengaja," kata Vance.
"Tidak ada alasan untuk tidak percaya bahwa pilot tidak menekan kabin untuk melumpuhkan penumpang," imbuhnya.
Selain dua pakar tersebut, ada Simon Hardy, pilot dan instruktur Boeing 777 yang juga memberi pendapat.
Dengan layar interaktif, Hardu merekonstruksi rute pesawat berdasarkan radar militer.
Dari rekonstruksinya tersebut, Hardy mengklaim bahwa Kapten Zaharie Amad Shah mengemudikan pesawat di sepanjang perbatasan Malaysia dan Thailand.
Tak hanya itu, kapten Shah juga mengemudi dengan saling bersilangan untuk menghindari deteksi radar dari kedua sisi.
"Itu berhasil, karena kami tahu, sebagai fakta, bahwa militer tidak datang dan mencegat pesawat tersebut," kata Hardy.
Kedua panelis yang turut hadir dalam acara tersebut juga menolak kesimpulan yang diambil dalam acara Safety