Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Koloni Burung Laut di Alaska yang Mampu Bangkit dari Abu

Kompas.com - 03/05/2018, 17:32 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bencana erupsi di Alaska tahun 2008 telah menghancurkan habitat sarang burung laut, Aethia cristatella dan Aethia pusilla. Namun, dalam empat tahun burung tersebut mampu membangun habitat mereka di lokasi baru.

Berdasarkan studi terbaru di The Auk: Ornithological Advances, kemampuan kedua spesies burung untuk bangkit kembali mengejutkan para peneliti.

Dikutip dari Sciencedaily, Rabu (25/4/2018), ada sekitar 100.000 sarang A cristatella dan 150,000 sarang A pusilla di Kasatochi yang diketahui rusak. 

Sarang burung tersebut berada di celah-celah karang, dan saat terjadi erupsi, terkubur oleh debu dan bebatuan erupsi.

Baca juga : Kisah Hidup dan Mati Nigel, Burung Laut Paling Kesepian di Dunia

Ahli geologi dari Amerika, Gary Drew dan timnya, melakukan pengamatan di pulau dan habitat burung laut di Kasatochi sebanyak dua kali sebelum letusan dan lima kali dalam delapan tahun pertama sesudah erupsi.

Drew merekam aktivitas kedua burung di dua lokasi di Kasatochi dengan menggunakan kamera yang diatur secara selang waktu. Sebelas bulan setelah erupsi, Drew masih melihat burung-burung tersebut berada di atas lapisan abu tebal yang menutupi sarang-sarang mereka.

Setelah itu, Drew mendapati jumlah burung yang hinggap di bekas sarang mereka menurun drastis. Pada tahun 2012, Drew dan timnya menemukan habitat baru burung tersebut di sebuah lereng di sebelah utara habitat asli.

Menurut sejumlah survei lainnya, ada indikasi bahwa ada sebagian burung yang pindah ke pulau terdekat.

Baca Juga: Inilah Fosil Bayi Burung "Paling Langka dari yang Langka"

"Kami terkejut pada kecepatan burung Aethia bergeser dan membangun koloni baru. Burung ini biasanya bersarang di koloni yang sangat besar, sehingga mungkin ada saatnya habitat yang baru berubah dengan cepat dari kepadatan rendah ke kepadatan tinggi," kata Drew.

Drew melanjutkan, adaptasi kedua burung tersebut sangat baik dan kami tidak khawatir terhadap status mereka. Penemuan ini memberi kita informasi sementara tentang bagaimana Aethia bereaksi saat kehilangan habitat. 

Heather Major, ahli burung laut Aleut dari Universitas New Brunswick yang tidak terlibat dalam penelitian ini, juga menambahkan, erupsi di Kasatochi pada tahun 2008 memberikan kesempatan langka untuk mendokumentasikan respons burung laut kolonial terhadap penghancuran habitat sarang mereka secara tiba-tiba. 

"Penelitian ini penting untuk pemahaman kita tentang penyebaran dan pemilihan habitat, dan lebih umum lagi, kemampuan kedua spesies ini untuk menanggapi gangguan besar terhadap koloni sarang mereka," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau