Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membesuk Fransiska, Mendengar Misi Besar Dapat KIS dan Temui Presiden

Kompas.com - 18/04/2018, 12:09 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Di tengah perjalanan ke jakarta, dia sempat tergiur informasi sesama penumpang bus soal adanya tabib tersohor di Cilegon yang mampu menyembuhkan segala penyakit. Dia ke sana, merogoh uang Rp 400 ribu.

“Istrinya saya kepalanya diusap, perutnya semacam diberi mantra. Tapi tidak juga menunjukkan gejala pulih. Disuruh datang lagi tiga kali” kata Nikolaus.

Dari situ lantas ia teringat ada saudara di Jakarta. Ia lantas menaiki kereta lalu berhenti ke Jatinegara. Kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan angkot untuk menemui saudaranya di Pasar Rebo. Namun malang tak dapat ditolak, sangu mereka telah habis dan sang saudara tak kunjung ada kabar. Padahal, kondisi sang istri makin memburuk.

Hingga mereka akhirnya ditemukan oleh perempuan bernama Wiwin di Pasar Rebo  yang akhirnya mengarahkan ke petugas Dinas Sosial hingga diantarkan ke panti sosial.

“Kami diperlakukan baik dan diberi makan layak selama di panti. Untung ketemu Nona Wiwin,” kata Nikolaus berterima kasih.

 

Tetap Ingin Bertemu Presiden

Sesudah ditindaklanjuti oleh Kementerian Kesehatan melalui RSUP Fatmawati, Nikolaus beserta keluarga langsung dibuatkan KIS.

Baca juga : Sering Sakit Setelah Naik Pesawat, Peneliti Sarankan Tempat Duduk Ini

“Tim kecil dari RS Fatmawati bantu mengurus kartu. Jam 11 siang langsung jadi kartunya. Sehingga biaya pengobatan dan perawatan Fransiska ditanggung pemerintah,” imbuh Atom, Kepala Humas RSUP Fatmawati.

KIS tersebut, kata Nikolaus akan dipergunakan sebaik mungkin apabila anggota keluarganya menderita sakit. Ia tidak ingin mengulang kisah pilu yang harus ia lakoni saat ini.

Menurut Nikolaus, berkaca dari kasusnya, ia berharap pemerintah di NTT membenahi sistem pembuatan dan pemberian KIS.

Menurut pengalaman dan pengamatannya, KIS cenderung dibagikan kepada masyarakat yang dekat dengan pejabat setempat, baik dari tingkat RT hingga provinsi.

KIS belum dibagikan merata kepada orang yang membutuhkan sepertinya. Ia tidak ingin warga lain di NTT mengalami kisah sepertinya, harus sakit keras dulu, lalu berjuang ke Jakarta, baru dapat KIS dan berobat memadai.

“Pernah diminta tanda tangan, ditanyai, dan didatangi oleh petugas setempat, tapi kartu tak kunjung dapat. Petani-petani penggarap macam saya banyak yang tidak dapat. Banyak yang terlambat ditangani gara-gara tidak ada KIS,” keluh Nikolaus.

Nikolaus Newa dan sang istri, Frasnsika Enga makan bersama, jatah dari rumah sakit. Nikolaus Newa dan sang istri, Frasnsika Enga makan bersama, jatah dari rumah sakit.

Kendati sudah mendapatkan KIS, niatnya untuk bertemu Presiden Joko Widodo tetap tak surut.

Ia berharap ada pihak yang mampu menghubungkannya dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut. Pasalnya, meski pengobatan sang istri telah dijamin pemerintah, ia mengaku tidak memiliki ongkos pulang dan biaya hidup selama di Jakarta.

“Saya mengandalkan uang dari para penjenguk, ada yang kasih 100 ribu, 200 ribu. Itu saya pakai untuk menutup kebutuhan di sini,” ujarnya.

Nikolaus Newa bersama sang istri (Fransiska Enga) dan keponakan (Bron) Nikolaus Newa bersama sang istri (Fransiska Enga) dan keponakan (Bron)

Kebetulan, di tengah wawancara tiba-tiba keponakan Nikolaus yang merantau dan ngekos di kawasan Gajah Mada Jakarta, datang menjenguk.

“Kami justru tahu setelah baca dari sosial media. Barulah kami hubungi saudara di kampung untuk memastikan,” kata Yadwilgas Bronis Tage.

Bron, sapaan akrabnya memang baru mengetahui kalau Fransiska dan Nikolaus nekat bertandang ke Jakarta. Sebab, mereka sudah sejak lama hilang kontak.

Lantas ia menaruh harapan besar semoga perjuangan Fransiska dan Nikolaus dapat diteruskan dan sampai ke telinga Presiden Joko Widodo.

Baca juga : Kisah Nyata, Wanita Rusia Dimumikan Hidup-hidup Saat Operasi  

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com