Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nyata, Wanita Rusia Dimumikan Hidup-hidup Saat Operasi

Kompas.com - 13/04/2018, 18:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Salah satu tujuan rumah sakit adalah memberikan perawatan terbaik agar pasien dapat kembali sehat.

Namun, apa jadinya jika dokter salah memberikan obat dalam perawatan dan justru memumikan pasien hidup-hidup?

Ini terjadi pada wanita Rusia bernama Ekaterina Fedyaeva (28). Bukannya sembuh setelah operasi, ia justru meregang nyawa karena dokter tanpa sengaja memasukkan cairan formaldehida atau formalin dalam cairan infusnya.

Menurut pemberitaan media lokal Rusia RT, Ekaterina berada di sebuah rumah sakit di kota Ulyanovsk, Rusia barat, untuk menjalani operasi laparoskopi yang bertujuan mengangkat kista ovariumnya agar bisa hamil.

Baca juga : Perempuan di AS Mainkan Flute Saat Jalani Operasi Bedah Otak

Tragis, prosedur sederhana itu justru membawanya ke kematian setelah staf medis menyuntikkan formalin ke dalam rongga perutnya. Formalin itu dikira saline atau cairan garam.

Setelah menyadari kesalahan mereka, tim medis berusaha membersihkan kembali rongga perutnya. Namun, hal ini gagal dilakukan.

Ekaterina sempat hidup selama 14 jam setelah operasi sebelum meninggal karena kegagalan multi organ.

Tentang formalin

Dilansir IFL Science, Kamis (12/4/2018), formalin adalah kombinasi antara air, melti alkohol, dan formaldehida.

Formaldehida sendiri merupakan bahan kimia sangat beracun yang biasa digunakan untuk pengawetan. Umumnya formaldehida berbentuk gas pada suhu kamar, tetapi ia dapat dilarutkan dalam campuran air.

Saat formaldehida bersentuhan dengan jaringan hidup, maka ia akan megubah struktur organik dnegan memecah ikatan molekul dalam protein individu dan molekul yang mengandung nitrogen lainnya kemudian menyatukan semuanya.

Formalin terdiri dari 37 persen formaldehida, jauh lebih kuat dari kebanyakan bahan kimia yang digunakan untuk pengawetan. Jika orang dewasa menelan dua sendok makan formalin, ia bisa langsung meninggal.

"Jika cairan ini diberikan lewat infus, dan jika seluruh kantung infus IV disuntikkan ke dalam sistemnya, saya ragu bagaimana ia bisa hidup selama 14 jam. Saya rasa, tidak semua cairan masuk ke dalam sistem tubuh (sehingga ia masih bisa hidup setelah operasi)," kata direktur pemakaman Pennsylvania, Caleb Wilde kepada The Verge, Selasa (10/4/2018).

"Jantung akan memompa cairan melalui sistem arteri agar diedarkan ke seluruh tubuh. Saya hanya bisa membayangkan, rasanya pasti seperti terbakar," imbuhnya.

Baca juga : Jalani 24 Operasi, Orang Berpenyakit Langka Ini Ditumbuhi Kutil Lagi

Menurut pemberitaan RT, pihak medis tidak langsung memberitahukan kepada keluarga apa yang sebenarnya terjadi. Namun, kebenaran terungkap setelah kondisi Ekaterina menurun drastis beberapa jam kemudian. Dalam keadaan koma ia diterbangkan ke Moskow.

Beberapa laporan mengkonfirmasi staf medis yang terlibat dalam operasi dan kepala rumah sakit telah dipecat. Penyelidikan mengungkap tim medis salah membaca label botol formalin sebelum operasi dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau