Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bahaya Cacing Pita, Cara Deteksi, dan Pencegahannya

Kompas.com - 30/03/2018, 17:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Cacing adalah hewan yang sangat mudah ditemui. Cacing sendiri punya banyak jenis, beberapa di antaranya menyimpan bahaya bagi manusia.

Di antara banyak jenis cacing parasit, salah satunya adalah cacing pita.

Cacing pita dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Dalam bahasa medis, infeksi cacing pita disebut dengan Taeniasis.

Lantas, apa akibatnya bila cacing pita masuk ke dalam tubuh? Sejauh apa bahayanya untuk tubuh?

Sebelum menjawab bahaya cacing pita, kita perlu tahu bagaimana hewan ini masuk ke tubuh manusia.

Baca juga: BPOM: 27 Merek Ikan Makarel Kalengan Positif Terinfeksi Parasit Cacing

Ada dua jenis utama parasit penyebab infeksi cacing pita: Taenia saginata yang berasal dari sapi dan Taenia solium yang berasal dari babi. Parasit ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui daging yang terkontaminasi atau daging yang tidak dimasak dengan benar.

Setelah makanan tersebut dicerna, kepala cacing pita akan menempel kuat ke dinding usus halus manusia. Cacing ini kemudian tumbuh besar dan berkembang biak dengan menyerap gizi makanan yang Anda makan sehari-hari.

Parasit ini kemudian meneteskan telur dan ditumpahkan untuk dikeluarkan bersama feses.

Orang yang terkena taeniasis biasanya tidak merasakan gejala apapun. Itu sebabnya banyak yang sebenarnya sudah sakit, tapi tidak menyadarinya.

Namun, gejala awal yang mungkin tampak dari taeniasis adalah mual, lemah, nafsu makan menurun, dan diare. Jenis gejala dan tingkat keparahannya akan tergantung pada seberapa lama waktu infeksi dalam tubuhnya.

Infeksi

Karena taeniasis umumnya tidak menimbulkan gejala, infeksi ini justru harus diwaspadai. Pasalnya, larva cacing mampu bertahan hidup di dalam tubuh manusia hingga 30 tahun lamanya.

Semakin infeksi dibiarkan, maka risiko komplikasi bisa terjadi kapan saja. Jika larva cacing sampai keluar dari usus dan membentuk kista di jaringan lain, maka infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan organ dan jaringan.

1. Alergi

Kista cacing pita bisa saja pecah dan melepaskan lebih banyak larva di dalam tubuh. Larva ini dapat berpindah dari satu organ ke organ lain yang kemudian membentuk kista tambahan.

Baca juga: Kabar Baik, Cacing Parasit Sepanjang 1 meter ini Sudah Hampir Dibasmi

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau