Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Micin, Serbuk Penuh Kontroversi

Kompas.com - 15/03/2018, 18:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com — Siapa yang tak kenal dengan micin atau monosodium L-glutamate (MSG)? Penyedap rasa ini sudah umum dikenal masyarakat Indonesia.

Belakangan, kita kerap mendengar ucapan "kebanyakan micin", "butuh asupan micin", atau "generasi micin".

Ungkapan itu membuktikan bahwa micin, vetsin, atau MSG memang lekat dengan kehidupan sehari-hari orang Indonesia.

Namun, tahukah Anda sejarah penemuan dan kisah panjang kontroversinya dalam dunia ilmu pengetahuan?

Sejarah Micin

Penemuan micin tidak bisa dilepaskan dari Kikunae Ikeda, seorang ahli kimia Jepang yang menciptakannya.

Mulanya, Ikeda yang sedang berhadapan dengan semangkuk sop rumput laut bertanya-tanya, apa yang membuat dashi, sebuah kaldu standar untuk beberapa makanan di Jepang, rasa yang kaya?

Dashi sendiri, dalam makanan Jepang, terbuat dari fermentasi rebusan rumput laut dan ikan kering. Kaldu ini sering digunakan oleh koki untuk menambah cita rasa makanan, yaitu rasa gurih pada makanan tak berdaging.

Untuk beberapa alasan yang sulit dijelaskan, dashi membuat makanan terasa enak. Hal inilah yang kemudian membuat Ikeda ingin mencari tahu alasan di baliknya.

Pada 1908, Ikeda mengisolasi substansi utama dashi, yaitu rumput laut Laminaria japonica. Selanjutnya, dia melakukan serangkaian percobaan, seperti penguapan untuk mengisolasi senyawa spesifik dalam rumput laut.

Baca juga: Adakah Kebenaran dalam Istilah Generasi Micin?

Setelah berhari-hari melalui penguapan, rumput laut tersebut mengkristal. Saat dicicipi, Ikeda mengenali rasa gurih dari dashi.

Ia menyebutnya sebagai rasa umami, dari kata "umai" yang berarti lezat.

Hal ini menjadi terobosan pertama yang menantang pemikiran tentang rasa dalam kuliner yang biasanya hanya mengenal empat rasa, yakni asin, pahit, asam, dan manis. Setelah ia menemukan itu, kini kita mengenal rasa kelima, yaitu gurih.

Tanpa buang waktu, Ikeda menentukan rumus molekul kristal yang dihasilkan sebelumnya, yaitu C5H9NO4. Rumus molekul tersebut sama seperti asam glutamat, sebuah asam amino non-esensial karena tubuh manusia menghasilkan senyawa ini dengan sendirinya.

Diproduksi Tubuh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com