Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com — Riasan merupakan hal yang lekat dengan perempuan. Salah satu riasan yang bisa dikatakan "wajib" bagi kaum hawa adalah lipstik.

Pewarna bibir ini sering kali dianggap sebagai penyempurna penampilan. Bahkan, karena itu, warna lipstik tak lagi terbatas. Warna-warni lipstik saat ini mencakup hampir semua warna.

Namun, pernahkah Anda bertanya, siapakah yang pertama kali menciptakan lipstik?

Abad Kuno

Sejarah lipstik warna-warni dimulai oleh Ratu Schub-ad pada masa Ur kuno sekitar tahun 3.500 Sebelum Masehi (SM). Ratu Sumeria ini menggunakan pewarna bibir yang terbuat dari timah putih dan batu merah yang dihancurkan.

Baca juga: Lipstik Khusus Ini Bisa Ungkap Masa Subur Wanita

Kebiasaan sang ratu dengan cepat diikuti rakyatnya. Baik wanita maupun wanita menggunakan campuran kedua bahan tersebut untuk dioleskan ke bibir mereka.

Lima abad kemudian, wanita Mesopotamia kuno membuat lipstik dari batu permata. Permata tersebut mereka hancurkan untuk menghiasi bibir.

Budaya ini terus berkembang hingga mencapai kerajaan Mesir. Masyarakat Mesir kuno saat itu memang dengan berani menggunakan riasan dalam keseharian mereka, termasuk mewarnai bibir.

Pada masa Mesir kuno inilah, ide warna merah untuk bibir tercipta. Mereka, baik laki-laki maupun perempuan, mendapatkan warna dari oker merah yang diaplikasikan sendiri atau dicampur dengan resin atau getah untuk hasil yang lebih tahan lama.

Kebiasaan ini bertahan hingga tahun 50 SM dan digunakan oleh bangsawan Mesir, seperti Ratu Cleopatra.

Saat kebiasaan penggunaan lipstik di Mesir mulai menurun, budaya ini justru mulai meningkat dan menyebar di Yunani. Saat tersebar di Yunani, terjadi peralihan budaya lipstik pada status sosial dan femininitas.

Dengan kata lain, inilah awal penggunaan lipstik dianggap kebiasaan yang boleh dilakukan perempuan saja.

Selain itu, cat bibir sebagian besar dikaitkan dengan pelacuran. Apalagi, pewarna bibir dibuat dari bahan-bahan yang tak biasa, seperti keringat domba, air liur manusia, dan kotoran buaya.

Saat Yunani jatuh pada Kekaisaran Romawi, sekitar tahun 150-31 SM, lipstik kembali ke aturan awalnya. Lipstik tak melibatkan gender, semua orang dapat menggunakannya.

Baca juga: Cibodas Kini Punya Taman Bunga Lipstik

Selain itu, pada masa ini, warna-warni lipstik juga makin beragam. Hal ini guna menunjukkan status sosial penggunanya.

Halaman:



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau