Kaspi menambahkan situasi yang sama mungkin terjadi di planet besar seperti Saturnus, di mana memiliki atmosfer yang lebih dalam dari Jupiter.
Peneliti dari laboratorium Jet Propulsion NASA, Glenn Orton dan Fachreddin Tabataba-Vakili, yang terlibat dalam penelitian mengatakan bahwa temuan baru yang berhasil mereka ungkap merupakan perspektif baru Jupiter.
"Kami tidak bisa mengatakan berapa banyak lagi misteri yang belum ditemukan. Setidaknya kami sudah menemukan sesuatu yang jauh lebih menarik dari perkiraan kami," kata mereka dalam surat elektronik kepada The Independent.
Baca juga : Bertahan 400 Tahun, Badai Raksasa Jupiter Bakal Mati Tak Lama Lagi
Sementara itu, Jonathan Fortney dari Universitas California, yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan temuan ini sangat kuat dan berarti besar. "Pengukuran presisi tinggi dari medan gravitasi planet dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang dinamika di dalam planet," kata Fortney.
Fortney percaya Juno dapat membantu para ilmuwan menentukan kedalaman bintik merat besar dari planet Jupiter yang berupa badai besar berputar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.