Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Japanese Encephalitis, Penyakit Radang Otak yang Ditularkan Nyamuk

Kompas.com - 02/03/2018, 18:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com -- Penyakit radang otak Japanese Enchephalitis (JE) sudah terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Untuk mencegah penyebarannya, warga diharapkan dapat mengenali gejala penyakit mematikan ini dan melakukan imunisasi.

Dalam artikel yang ditulis oleh drg Murti Utami, MPH, Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, dalam Sehat Negeriku, Kamis (1/3/2018), dijelaskan bahwa selama 2016, terdapat 326 kasus Acute Encephalitis Syndrome (AES) di 11 provinsi Indonesia. 43 atau sekitar 13 persen di antaranya positif JE.

Dari angka tersebut, 85 persen adalah anak-anak, sedangkan 15 persen sisanya terjadi pada orang dewasa.

Penyakit JE disebarkan melalui gigitan nyamuk jenis Culex yang sudah terinfeksi virus JE dari hewan. Nyamuk ini banyak ditemui di area persawahan, kolam, selokan atau genangan-genangan air.

Baca Juga: Misterius, Anak Ini Sulit Berjalan Setelah Digigit Nyamuk

Jika sudah terinfeksi, gejala akan muncul setelah masa inkubasi yang berlangsung selama 4-14 hari.

Pada anak, JE menyebabkan demam tinggi secara mendadak, sakit kepala, dan muntah-muntah. Apabila sudah parah, anak juga akan mengalami kejang-kejang, lumpuh hingga koma. Penyakit ini juga bisa menyebabkan kerusakan otak.

Sementara itu, pada pasien yang sudah dewasa, gejala umumnya berupa demam tinggi, sakit kepala dan peningkatan tekanan dalam rongga kepala atau intrakranial.

Angka kematian akibat JE berkisar antara 5-30 persen. Angka ini lebih tinggi pada kelompok usia anak, terutama yang masih di bawah 10 tahun.

Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Nyamuk yang Kebal Virus Dengue

Namun, pasien yang bisa bertahan hidup pun akan mengalami gejala sisa atau sekuele.

Gejala-gejala ini mencakup gangguan sistem motorik, seperti kelumpuhan hingga gerakan abnormal; gangguan perilaku, seperti agresif dan emosi tak terkontrol; gangguan perhatian dan depresi; dan gangguan intelektual atau gangguan fungsi neurologi lain, seperti epilepsi, hilang ingatan dan kebutaan. 

Sayangnya, sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyebuhkan penyakit ini, yang ada hanyalah obat untuk mengurangi gejala.

Oleh karena itu, pemberian imunisasi pada manusia sangat penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus JE.

Selain itu, menjaga lingkungan agar tetap bersih dan memberikan vaksinasi terhadap hewan ternak yang menjadi inang virus JE, seperti babi, kuda dan unggas, juga diperlukan. Vaksinasi hewan ternak ini harus dilakukan secara ketat dan teratur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau