Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Payudara Wanita, Teka-teki Evolusi hingga Kanker yang Mematikan

Kompas.com - 18/02/2018, 20:39 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kurang lebih 5.000 spesies mamalia yang ada di Bumi saat ini memiliki bentuk dan ukuran payudara berbeda-beda, tetapi fungsinya tetap sama yaitu menghasilkan susu.

Berdasarkan penelitian, pada banyak hewan, payudaraakan hilang saat tak lagi diperlukan untuk menyusui. Namun, kasus yang sama tak terjadi pada manusia.

Ilmuwan pun bertanya-tanya, apakah Homo sapiens telah terjadi kesalahan evolusi sehingga payudara manusia tetap ada dan besar meskipun sudah tidak lagi menyusui?

Sejumlah ahli punya pandangan terkait payudara manusia. Biolog bernama Tim caro pernah mengeksplorasi evolusi payudara manusia.

Menurutnya, payudara manusia dirancang sedemikian sehingga memunginkan bayi menyusu dari pinggul sehingga ibu pada saat yang sama bisa melakukan tugas lain.

Sementara, teori Charles Darwin yang kemudian didalami oleh Desmond Morris, seorang ahli ilmu hewan, yang menulis buku "The Naked Ape" pada tahun 1967 memperkaya khazanah.

Menurutnya, payudara adalah simbol seks pada perempuan karena sejak nenek moyang manusia mulai berjalan tegak, organ seksual wanita dewasa tidak lagi terlihat jelas.

Baca Juga: Pria, Ketahuilah bahwa Kanker Payudara Juga Bisa Menyerang Anda

Seorang pria akan kesulitan mengetahui kapan wanita sudah memasuki usia dewasa, dan mungkin payudara sebagai pengganti untuk menunjukan wanita sudah dewasa.

Namun teori ini tidak menjelaskan mengapa payudara wanita mulai tumbuh saat pubertas dan tetap ada setelah masuk menopause. Ini masih jadi pertanyaan sampai kini.

Sebuah studi terbaru menjelaskan perbedaan besar payudara manusia dengan makhluk mamalia lainnnya terletak pada kandungan lemak yang lebih banyak daripada mamalia betina lainnya.

Lemak ini mengisi jaringan di payudara sehingga memiliki bentuk dan lemak ini mirip susu tetapi bersifat permanen.

Kandungan ini juga memmungkinkan payudara wanita bisa menjadi besar dan bahkan terkadang menyebabkan nyeri pada punggung dan dada.

Tidak heran apabila banyak wanita mengalami gejala payudara turun.

Baca Juga: Punya 9 Faktor Risiko Ini? Kemungkinan Kanker Payudara Lebih Besar

Selain misteri evolusinya, payudara kini juga menjadi kajian karena kanker.

Kanker bisa menyerang payudara. Setiap tahun kurang lebih sekitar 1,5 juta wanita terkena kanker itu. Data tahun 2015 menunjukkan bahwa kurang lebih 570.000 orang meninggal akibat kanker payudara. 

"Kanker umumnya menyerang pada jaringan yang mampu membelah dengan cepat. Setiap proses pembelahan, ada sel baru menggantikan sel mati, dan dalam siklus tersebut ada kemungkinan kesalahan saat memperbaiki DNA. Sel yang salah ini bisa menjadi kanker," kata Rena Callahan, seorang ahli onkologi daru UCLA, dikutip dari Business Insider, Jumat (16/2/2018).

Hal ini membuat wanita rentan terserang kanker payudara menurut Callahan. Studi ini menjelaskan mengapa operasi pengangkatan payudara pada wanita dapat mengurangi resiko terserang kanker payudara hingga 95 persen.

Menurut sejumlah ilmuwan kanker payudara tidak terjadi pada primata lainnya karena primata tidak hidup cukup lama untuk memberi kesempatan kanker tumbuh, atau karena ini terkait jaringan permanen pada payudara primata.

Baca juga : Kenapa Ibu Menyusui Harus Keluarkan ASI dari Kedua Payudara?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau