Dalam temuannya yang dipublikasikan dalam Astrophysical Journal Letters, Lubin menemukan bahwa matahari cenderung 7 persen lebih dingin dari solar minimum (siklus 11 tahun) yang biasanya.
Tak hanya itu, penelitian ini juga menyebut bahwa "grand minimum" yang berikutnya mungkin hanya beberapa dekade lagi. Ini didasarkan pada putaran siklus pendinginan matahari baru-baru ini.
Bumi akan...
Pendinginan matahari tentu memiliki efek yang nyata pada planet-planet yang menginduk padanya. Lalu bagaimana yang akan terjadi pada bumi saat matahari mendingin?
Lubin menyebut, saat matahari mendingin, pertama-tama bumi akan mengalami penipisan lapisan ozon stratosfer.
Dampak ini akan memberi efek isolasi atmosfer. Efek tersebut akan diikuti perubahan besar pada pola angin dan cuaca.
Meski begitu, Lubin memperingatkan bahwa hal ini tidak akan menghentikan peringatan pemanasan global yang terjadi saat ini.
Baca juga: Planet Hangat Mengelilingi Tetangga Matahari, Bisakah Dihuni?
"Efek pendinginan dari grand minimum hanya sebagian kecil dari efek pemanasan global yang disebabkan oleh peningkatan konsentrasi karbondioksida di atmosfer," ungkap para peneliti dikutip dari Fox News, Jumat (9/2/2018).
Salah satu simulasi grand minimum pada iklim saat ini di bumi mengantisipasi pengurangan panas matahari sebanyak 0,25 persen selama periode 50 tahun, yaitu antara 2020 hingga 2070.
Sementara suhu udara global rata-rata akan turun sekitar sepersepuluh derajat celsius pada tahun-tahun awal. Sayangnya, pengurangan suhu ini akan disusul oleh pemanasan global yang terus meningkat.
"Grand solar minimum pada masa mendatang bisa memperlambat, tapi tidak menghentikan pemanasan global," tulis laporan penelitian tersebut.
"Sekarang kita memiliki tolok ukur untuk melakukan simulasi model iklim yang lebih baik," kata Lubin.
"Karenanya, kita bisa memiliki gagasan yang lebih baik tentang bagaimana perubahan radiasi UV matahari mempengaruhi perubahan iklim," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.