KOMPAS.com -- Di dunia modern yang serba cepat ini, aktivitas manusia sangat bergantung pada infrastruktur listrik. Jika jaringan listrik terganggu, komputer akan mati dan semua bentuk perdagangan serta komunikasi elektronik akan berhenti.
Aktivitas manusia di abad ke-21 juga semakin tergantung dengan infrastruktur yang berada di Low Earth Orbit (LEO) atau Orbit Bumi Rendah.
Di orbit tersebut terdapat banyak satelit komunikasi, Stasiun Luar Angkasa Internasioanl dan armada satelit GPS.
Oleh karena alasan inilah, aktivitas solar flare atau badai matahari dianggap sebagai bahaya yang serius, dan mitigasi masalah ini perlu menjadi prioritas.
(Baca juga: Matahari "Bersin", Sebuah Kota Bisa Mati)
Tim peneliti dari Universitas Harvard baru-baru ini merilis sebuah studi yang mengusulkan untuk menempatkan perisai magnetik raksasa di orbit untuk mengatasi masalah tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Manasavi Lingam dan Abraham Loeb dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysicist (CfA) dengan judul "Impact and Mitigation Strategy for Future Solar Flares" ini menjelaskan jika badai matahari menimbulkan resiko yang sangat besar di dunia sekarang ini.
Adanya solar flare akan menyebabkan kerusakan global pada jaringan listrik, komunikasi satelit dan rantai pasokan global.
Kerugian ekonomi kumulatif di seluruh dunia, menurut laporan Dewan Studi Luar Angkasa tahun 2009, berkisar 10 triliun dollar AS sementara pemulihan akan memakan waktu beberapa tahun.
(Baca juga: Badai Matahari Terkuat dalam 12 Tahun Menuju Bumi, Akankah Mematikan?)
Namun, tampaknya ancaman ini belum mendapat perhatian yang lebih lanjut.
"Sebagian besar perhatian didedikasikan untuk asteroid," kata Loeb.
Dia melanjutkan, asteroid membunuh dinosaurus di masa lalu dan mungkin kehidupan di masa depan, sedangkan solar flare memiliki sedikit dampak biologis dan dampak utamanya adalah pada teknologi. Tapi, hidup di era sekarang tak bisa lepas dari teknologi.
Untuk mengatasi resiko yang meningkat ini, Lingham dan Loeb mempertimbangkan menempatkan perisai magnetik antara Bumi dan Matahari.
Perisai ini akan ditempatkan di titik Lagrange Bumi-Matahari 1 agar dapat membelokkan partikel bermuatan dan membuat bow shock buatan di sekitar Bumi.
Ia akan melindungi bumi dengan cara yang sama dengan medan magnet pada umumnya, tetapi efeknya akan lebih besar.
Loeb optimis jika perisai semacam ini mampu dibangun sebelum akhir abad ke-21, meski membutuhkan biaya dan waktu.
"Proyek ini membutuhkan waktu beberapa dekade. Biaya untuk mengangkat infrastruktur yang dibutuhkan ke luar angkasa kemungkinan mencapai 100 miliar dolar. Tapi, nilai ini tentunya jauh lebih kecil dibandingkan perkiraan kerusakan yang akan terjadi," pungkas Loeb.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.