Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin "Menyentuh" Matahari, NASA Luncurkan Misi Paling Ambisius

Kompas.com - 05/06/2017, 20:01 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Sumber SPACE.COM

KOMPAS.com -- Sejauh ini, NASA telah meluncurkan berbagai misi menembus luar angkasa yang sukses, mulai dari mengirimkan manusia ke bulan hingga menembus cincin Saturnus. Kali ini, wahana antariksa badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat tersebut menantang dirinya untuk "menyentuh" matahari.

Diumumkan secara resmi pada Rabu (31/5/2017), NASA menganti nama misi ini dari Solar Probe Plus menjadi Parker Solar Probe. Nama tersebut merupakan wujud penghormatan terhadap ilmuwan astrofisika Eugene Parker dari University of Chicago yang memprediksikan adanya angin matahari, sebuah arus partikel bermuatan yang terus menerus mengalir dari matahari, pada tahun 1958.

Dengan penggantian nama ini, NASA telah menamai sekitar 20 misi luar angkasa dari nama para ilmuwan. Dari semua itu, Teleskop Luar Angkasa Hubble mungkin menjadi contoh yang paling terkenal.

(Baca juga: Mengenal Cassini, Wahana Antariksa yang Menguak Misteri Saturnus)

Parker mendapat keistimewaan ini pada usianya ke-89 tahun. Ia juga menjadi ilmuwan pertama yang dirayakan namanya oleh NASA saat masih hidup. ”Saya merasa sangat terhormat untuk dikaitkan dengan misi penelitian luar angkasa yang heroik ini,” kata Parker saat konferensi pers di University of Chicago.

Parker Solar Probe sendiri merupakan misi ambisius yang menghabiskan biaya 1,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 19,9 triliun. Misi itu dijadwalkan akan meluncur ke orbit matahari dengan menaiki roket United Launch Alliance Delta IV dari Kennedy Space Center, Florida, pada tanggal 31 Juli 2018.

Lalu, wahana antariksa Parker direncanakan akan bergerak selama tujuh tahun ke depan dan melakukan penerbangan pendekatan ke matahari sebanyak 24 kali. Beberapa di antaranya akan mendekatkan Parker hingga 6,2 juta kilometer dari permukaan matahari dan di dalam orbit Merkurius. Jika berhasil, Parker akan menjadi penyelidikan dengan jarak terdekat ke matahari, tujuh kali lebih dekat dari penelitian sebelumnya.

Namun, keadaan di orbit Merkurius sangat ektrim. Wahana antariksa Parker yang memiliki luas 3 meter akan mengalami suhu hingga 1.300 derajat Celsius dan intensitas radiasi matahari yang 475 kali lebih kuat dari pada bumi.

(Baca juga: Gelombang Panas Terbesar dalam Sejarah Ditemukan)

Oleh karena itu, pengendalian dalam misi ini menjadi penting untuk menjaga level tenaga panel surya dan temperatur agar tidak terlalu naik turun. Wahana antariksa Parker juga akan dilengkapi dengan pelindung panas seluas 2,3 meter dan ketebalan 11,4 sentimeter yang terbuat dari bahan komposit karbon tingkat tinggi. Dengan pelindung itu, NASA berharap agar instrumen sains dapat bekerja dengan suhu kamar.

Parker Solar Probe juga akan melakukan sejumlah tugas dengan peralatan sains tersebut. Di antaranya adalah mengukur medan elektrik dan medan listrik matahari, memotret struktur matahari, dan mempelajari angin matahari.

Jika berjalan sesuai rencana, observasi Parker Solar Probe akan membantu ilmuwan memecahkan dua teka-teki lama: Bagaimana angin matahari berakselerasi, dan mengapa atmosfer luar matahari yang disebut Korona jauh lebih panas dibandingkan dengan permukaan matahari sendiri.

Korona memiliki panas sebesar 10.000 derajat Fahrenheit atau 5.500 derajat Celsius, sedangkan inti matahari hanya sepanas 3 juta derajat fahrenheit atau 1,7 juta derajat Celsius. Fenomena ini, disebut oleh salah satu peneliti wahana antariksa Parker dari Laboratorium Fisika Terapan Johns Hopkins University (APL) di Laurel, Maryland, Nicola Fox, sebagai sesuatu yang tidak seharusnya terjadi.

(Baca juga: "Neptunus Kedua" Ditemukan, Uniknya Suhunya Hangat)

Fox menuturkan, dua pertanyaan besar itu hanya bisa dijawab dengan pengamatan matahari jarak dekat. Dia pun menilai bahwa jawaban yang akan didapat bukan hanya untuk kepentingan akademis.

"Sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan oleh National Academy of Sciences memperkirakan bahwa tanpa peringatan dini, sebuah peristiwa besar matahari dapat menyebabkan kerusakan di AS senilai 2 triliun dollar dan membuat wilayah pesisir Timur AS harus hidup dapat tanpa listrik selama setahun," kata para periset di Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory (APL) yang mengatur misi Parker.

"Untuk membuka misteri Korona dan juga untuk melindungi masyarakat yang semakin bergantung pada teknologi dari ancaman cuaca luar angkasa, kami akan mengirim Parker Solar Probe untuk menyentuh matahari," tambah mereka di situs resmi APL.

Fox mengatakan, Parker Solar Probe akan membawa sebuah chip yang penuh dengan foto Eugene Parker dan salinan dari naskah karyanya tentang tenaga angin matahari. Selain itu, lanjut Fox, NASA juga mengundang Parker untuk datang dan membuat prasasti pada plat yang akan dipasang di wahana luar angkasa tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau