Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Lingkungan, Perubahan Iklim Juga Ancam Kesehatan Mental Kita

Kompas.com - 24/01/2018, 18:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Semua orang tahu perubahan iklim memicu bencana alam seperti angin topan, longsor, banjir, dan sebagainya. Namun, apakah Anda juga tahu perubahan iklim berdampak buruk bagi kesehatan mental manusia?

Studi dari Universitas Arizona menunjukkan bahwa tingkat stres orang meningkat seiring meningkatnya rasa cemas terhadap ancaman perubahan iklim. Peneliti tidak menutup kemungkinan rasa stres akan berubah menjadi depresi.

Sabrina Helm, profesor ilmu keluarga dan konsumen di Universitas Arizona, berkata bahwa efek psikologis karena ancaman perubahan iklim bervariasi. Hal ini tergantung pada objek yang dianggap terkena imbasnya.

Baca Juga: Hutan Ini Jadi Berbunga-bunga karena Perubahan Iklim, Bagaimana Bisa?

Ada tiga tipe ancaman perubahan iklim terhadap lingkungan yang mendapat perhatian dalam jurnal Global Environmental Change.

Pertama, bersifat pribadi di mana timbul kecemasan bahwa perubahan iklim dapat berdampak pada keselamatan diri, misalnya tingginya polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan paru-paru.

Lalu, ancaman altruistik atau yang berkaitan dengan kemanusiaan dan generasi penerus. Terakhir, ancaman biosfer atau yang mengancam kepada alam termasuk tumbuhan dan hewan.

Penelitian kemudian dilakukan secara online terhadap 342 orang, baik orang tua atau anak-anak muda. Hasilnya, orang yang masuk tipe ancaman biosfer memiliki kecenderungan stres tertingi di antara yang lain.

"Orang yang khawatir dengan hewan dan alam cenderung memiliki stres yang tinggi karena memandang efek buruk planet yang lebih luas dan besar," kata Helm.

"Bagi mereka, fenomena global perubahan iklim akan sangat memengaruhi hal-hal yang berhubungan dengan lingkungan, jadi mereka memiliki kekhawatiran yang paling menonjol karena mereka sudah melihatnya di mana-mana," tambahnya dikutip dari Psychcentral, Rabu (17/1/2018).

Sebaliknya, orang yang masuk ke tipe ancaman egois atau pribadi tidak akan mengalami kondisi tersebut.

"Bagi orang-orang yang peduli tentang kesehatan mereka sendiri atau hanya masa depan keuangan mereka sendiri, akan menganggap perubahan iklim belum menjadi ancaman," kata Helm.

Baca Juga: Perubahan Iklim Ganggu Kemajuan Kesehatan

Sementara itu, bagi orang yang masuk tipe ancaman altruistik tingkat tinggi, yang peduli akan generasi penerus, juga akan lebih terlibat dalam penanganan lingkungan dan perilaku pro-lingkungan dibandingkan dengan kelompok egois.

"Perubahan iklim adalah stresor (penyebab stres) global yang terus-menerus dan ancamannya perlahan berkembang dan kita tahu itu akan terjadi. Akan tetapi, kesadaran kelompok egois tampaknya tumbuh sangat lambat, dan perlu dipikirkan dengan sangat serius," kata Helm.

Menurut Helm, perubahan iklim telah menunjukkan dampak kesehatan fisik dan mental, seperti angin topan yang kita alami tahun lalu. Selain itu, kita juga perlu memerhatikan kesehatan mental orang dalam kehidupan sehari-hari.

"Memahami perbedaan dalam bagaimana orang termotivasi atas ancaman perubahan iklim sangat penting untuk dilakukan agar dapat menemukan cara mengatasi ancaman tersebut, baik dalam bentuk intervensi atau pencegahan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau