KOMPAS.com - Medan yang sulit tidak lagi menjadi halangan bagi arkeolog untuk bekerja. Didukung kecanggihan teknologi, peneliti mampu mencari bukti-bukti penting dari situs yang sulit terjangkau.
Salah satunya adalah penelitian makam kuno di Siberia Selatan, Rusia, yang berada di tengah rawa di Lembah Sungai Uyuk. Awalnya, peneliti melihat sebuah struktur melingkar pada gambar beresolusi tinggi yang ada di lembah Sungai Uyuk, Siberia, dari layar komputernya.
Gino Caspari, seorang arkeolog yang mendapat dana dari Swiss National Science Foundation (SNSF), menduga kuat itu adalah makam milik seorang pangeran bangsa Skithia, yang dikenal sebagai orang Iran kuno.
Gino berkata ada harapan makam tersebut masih terjaga keasliannya, termasuk kemungkinan harta karun berharga di dalam makam.
Makam kuno pangeran Skithia tersebut merupakan makan terbesar di Siberia Selatan dan yang paling awal dibuat oleh bangsa Skithia.
Baca Juga: Makam Mesir Berusia 3.500 Tahun Dibuka untuk Kali Pertama, Apa Isinya?
Bekerja sama dengan tim peneliti dari Swiss dan Rusia, Gino berhasil membuktikan gundukan makam yang disebut Tunnug 1 atau Arzhan 0, mirip dengan konstruksi makam Arzhan 1 yang berada 10 kilometer ke arah utara dari lokasi lembah Sungai Uyuk.
Arzhan 1 diyakini sebagai area pemakaman para pangeran Skithian pertama di wilayah tersebut dan dikenal juga sebagai "Lembah Siberia Raja-raja". Hal itu karena ada banyak makam pangeran Skithia di lokasi tersebut.
Makam bangsawan paling awal biasanya terdiri dari sebuah kemasan batu dengan susunan ruangan yang melingkar. Dinding kamar mirip seperti dari tong yang terbuat dari kayu pinus.
Benda di pemakaman Skithia biasanya mencakup senjata, perlengkapan berkuda dan benda-benda yang didekorasi sesuai dengan ciri khas binatang.
Sementara itu, lokasi Arzhan 0 berada di tengah medan rawa, lokasi ini akan menyulitkan perampok harta karun makam untuk menjarah.
"Lokasi makam kuno tersebut kurang lebih lima jam perjalan dengan medan yang sulit, menggunakan kendaraan off-road dari pemukiman terdekat," kata Gino Caspari dikutip dari Phys.org, Kamis (11/01/2018).
Oleh karena itu, keaslian makam sangat terjaga dan itu memungkinkan harta karun yang mirip dengan Arzhan 2 tetap ada.
Baca Juga: Mesir Temukan Makam Kuno Berusia 2.000 Tahun dari Zaman Romawi
Temuan yang dipublikasikan di Archaeological Research tersebut menjelaskan bahwa penggalian yang dilakukan bersama arkeolog dari Universitas Bern, Akademi Sains Rusia, dan Museum Hermitage itu berhasil menemukan balok kayu yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 SM.
Bukti ini jauh sebelum masa Arzhan 1 yang dibangun pada pergantian abad ke-9 SM sampai abad ke-8 SM dan digali pada tahun 1970-an.
"Kami memiliki peluang bagus di sini," katanya.