Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Mesir Berusia 3.500 Tahun Dibuka untuk Kali Pertama, Apa Isinya?

Kompas.com - 14/12/2017, 20:06 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com — Arkeolog berhasil menggali dua makam mesir kuno yang belum pernah dibuka selama 3.500 tahun lamanya.

Penggalian itu akhirnya mengungkap berbagai harta arkeologis Mesir kuno berharga yang tersimpan di kedua makam, seperti lukisan, topeng kayu, dan juga mumi yang terbungkus kain linen.

Kedua makam tersebut sebenarnya sudah lama ditemukan. Sayangnya, makam itu tidak mendapat perhatian yang sama seperti situs lain yang ditemukan di wilayah Luxor, Mesir.

Peninggalan bersejarah yang terletak di nekropolis Draan Abul Naga di tepi barat Luxor itu justru terabaikan.

Makam tersebut pertama kali ditemukan pada tahun 1900-an oleh arkeolog berkebangsaan Jerman, Friederike Kampp-Seyfried. Namun, dia hanya menamai kedua makam itu, tanpa melakukan penggalian lebih lanjut atas penemuannya.

Baca juga: Arkeolog Temukan Ruang Rahasia Sebesar Pesawat di Piramida Giza

Sejak saat itu, makam yang diberi nama Kampp 161 dan Kampp 150 ini pun ditinggalkan dan terlupakan hingga akhirnya sebuah ekspedisi dari Kementerian Negara Urusan Kepurbakalaan Mesir membuka makam tersebut kembali.

Benar saja, arkeolog menemu artefak-artefak yang di luar perkiraan. Beberapa analisis awal pun langsung dilakukan.

Dalam penggalian di makam pertama, Kampp 161, arkeolog memetakan bahwa makam ini dilapisi dengan dinding baru dan bata lumpur, serta memiliki empat ruang.

Seorang pekerja Mesir berdiri di samping lukisan yang ditemukan di Kampp 161 pada December 9, 2017. / AFP PHOTO / STRINGERSTRINGER Seorang pekerja Mesir berdiri di samping lukisan yang ditemukan di Kampp 161 pada December 9, 2017. / AFP PHOTO / STRINGER

Berdasarkan lukisan dinding, ukiran, dan prasasti yang ditemukan, kemungkinan makam tersebut berasal dari masa pemerintahan Firaun Amenhotep II dan Firaun Thutmose IV, sekitar tahun 1400 SM.

Makam tersebut memiliki dua lukisan. Salah satunya menggambarkan seorang pria yang memberikan persembahan dan bunga kepada orang yang dikuburkan di makam itu dan istrinya, sedangkan gambar kedua menunjukkan sejumlah tamu yang berdiri dalam empat baris.

Para arkeolog kemudian menemukan beberapa artefak kayu, termasuk topeng besar dan kecil yang bersepuh emas.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Ahli Emas Kerajaan Mesir Kuno

Lalu di makam Kampp 150, arkeolog menemukan harta karun lainnya. Di sana terbaring mumi yang terbungkus kain linen.

Meski belum diketahui dengan jelas siapa identitasnya, tetapi arkeolog menduga bahwa mumi dengan penutup linen tersebut bernama Djehuty Mes atau Maati.

Selain itu, kemungkinan individu tersebut merupakan pejabat tinggi atau orang yang berpengaruh pada masanya.

Para arkeolog juga menemukan banyak artefak di dalam makam ini, seperti koleksi 450 patung yang diukir dengan bahan berbeda, topeng kayu yang dilukis, dan sebuah kotak kecil yang berbentuk seperti peti mati.

Topeng dan patung kayu dari Kampp 150 / AFP PHOTO / STRINGERSTRINGER Topeng dan patung kayu dari Kampp 150 / AFP PHOTO / STRINGER

Namun, ada perbedaan antara makam Kampp 150 dan Kampp 161. Mereka tidak berasal dari masa yang sama.

Arkeolog menemukan bahwa Kampp 150 ternyata dibuat pada masa akhir dinasti ke-17 dan awal dinasti ke-18, atau sekitar tahun 1506 SM di saat era kekuasaan Firaun Thutmose I. Ini berarti makam Kampp 150 lebih tua dibandingkan Kampp 161.

Temuan ini tentunya menjadi kabar baik dunia ilmu pengetahuan sekaligus harapan baru bagi pariwisata Mesir yang sebelumnya sempat menurun akibat kekacauan politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau