Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidurlah Lebih Lama untuk Kurangi Asupan Karbohidrat dan Gula

Kompas.com - 11/01/2018, 21:08 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com –- Setelah seharian bekerja, tubuh manusia juga memerlukan waktu untuk berisitirahat. Para ahli medis merekomendasikan tidur selama 7-9 jam setiap malam.

Kekurangan tidur terkait dengan berbagai kondisi kesehatan, dari lelahnya badan pada keesokan hari, hingga penyakit yang lebih serius seperti obesitas, diabetes, jantung, stroke.

Sebaliknya, jika tidur Anda cukup, potensi penyakit tersebut pun menurun. Bahkan, hasil penelitian yang dipublikasikan di American Journal of Clinical Nutrition pada Selasa (9/1/2018), menyebutkan bahwa waktu tidur dapat memotong hasrat mengonsumsi asupan gula tambahan.

Baca juga : Benarkah Kurang Tidur Picu Depresi? Sains Menjelaskan

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan merekrut 21 individu untuk mengikuti program konsultasi tidur selama 45 menit. Program itu dirancang untuk memperpanjang waktu tidur hingga 1,5 jam setiap malam. Caranya dengan menghindari kafein, membuat rutinitas santai, tak tidur saat terlalu kenyang atau lapar, serta saran waktu tidur sesuai gaya hidup.

Sebagai kelompok kontrol, para ilmuwan juga merekrut 21 orang lain. Berbeda dengan kelompok pertama, mereka tak mendapat intervensi pola tidur.

Para ilmuwan lantas meminta semua peserta untuk mencatat pola tidur dan pola makan selama tujuh hari. Mereka juga menggunakan sensor gerak di pergelangan tangan. Sensor tersebut akan mengukur jumlah tidur, serta waktu yang dihabiskan di atas kasur sebelum benar-benar tidur.

Secara keseluruhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa 86 persen peserta yang mendapat intervensi tidur punya waktu tidur lebih banyak. 50 persen peserta memperpanjang durasi tidurnya 52-90 menit dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Kemudian, tiga peserta dalam kelompok intervensi tidur mencapai rata-rata mingguan 7-9 jam yang direkomendasikan.

Meski demikian, para peneliti juga memberikan catatan bahwa dari data yang didapatkan, jumlah tidur yang lebih lama mungkin memiliki kualitas yang lebih rendah daripada peserta dalam kelompok kontrol. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh adaptasi rutinitas baru.

Menariknya, peserta dengan tidur lebih banyak mengurangi asupan gula tambahan 10 gram pada hari berikutnya. Perbandingan takaran gula merujuk pada jumlah gula saat awal penelitian. Selain itu, mereka juga mengonsumsi lebih sedikit karbohidrat dari pada kelompok kontrol.

Baca juga : Ternyata, Belajar Bahasa Asing Bisa Dibantu Dengan Tidur 

"Memperpanjang tidur menyebabkan pengurangan asupan gula tambahan. Apa yang kami adalah gula ditambahkan ke makanan oleh produsen atau dalam memasak di rumah, serta gula dalam madu, sirup dan jus buah," kata Wendy Hall, dosen senior di Departemen Diabetes dan Ilmu Gizi di King's College London dikutip Live Science, selasa (9/1/2018).

Dia melanjutkan, kami pum menyarankan perubahan sederhana dalam gaya hidup untuk benar-benar membantu orang mengonsumsi makanan yang lebih sehat.

Pemimpin penelitian, Haya Al Khatib, profesor dari Departemen Ilmu Gizi di King's College London, berkata bahwa durasi dan kualitas tidur dapat menjadi area peningkatan kesadaran kesehatan masyarakat.

"Hal ini semakin memperkuat hubungan antara tidur pendek dan diet berkualitas buruk yang telah diamati oleh penelitian sebelumnya," kata Al Khatib.

"Kami berharap dapat menyelidiki temuan ini lebih lanjut dengan studi jangka panjang yang memeriksa asupan nutrisi dan meneruskan ketaatan terhadap perilaku memperpanjang tidur secara lebih detail, terutama pada populasi yang berisiko mengalami obesitas atau penyakit kardiovaskular,” lanjutnya.

Melalui penelitian ini, Al Khatib juga berpendapat bahwa kebiasaan tidur pada orang dewasa dapat diubah dengan relatif mudah bila menggunakan pendekatan personal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau