Angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru untuk penyembuhan luka, red) disebut berperan penting dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, sebab darah bermanfaat untuk pertumbuhan kanker.
Penelitian tersebut akhirnya dilanjutkan Abdel dan timnya. Mereka menemukan bahwa urin dan susu unta bisa menghambat angiogeneses pada tikus.
"Urin unta menghambat ekspresi gen yang signifikan yang mengkodekan enzim pengaktifan karsinogen Cyp1a1 pada tingkat mRNA di sel kanker hati. Anti-kanker apoptotik juga ditunjukkan oleh susu unta," tulis mereka dalam makalahnya.
"Sampai saat ini sebenarnya unsur anti-keganasan pada susu unta atau air seni belum diidentifikasi," sambungnya.
Sejumlah penelitian terus dilakukan soal khasiat kencing unta yang biasanya dikonsumsi dengan dicampur sedikit susu. Rata-rata, penelitian dilakukan oleh ilmuwan dari Timur Tengah.
Baca juga : Unta Dikonfirmasi sebagai Sumber Infeksi MERS
Namun, terkait tradisi kuno yang dilakukan di kawasan padang pasir itu, sebenarnya Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada pertengahan Juni 2015 pernah melarang untuk mengonsumsi kencing unta.
Hal ini berkaitan dengan penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang diduga berasal dari urin unta.
Gejalanya ditandai dengan demam, masalah pernapasan, infeksi paru-paru, gagal ginjal, dan komplikasi mematikan lainnya.
Saat itu, WHO menasihati masyarakat untuk mengikuti akal sehat terkait kebersihan.
"Orang harus menghindari kontak langsung dengan binatang terutama unta, saat mengunjungi peternakan, pasar, atau area gudang di mana virus dapat berkembang. Hindari kontak dengan hewan yang sakit," tulis WHO dalam keterangan resminya.
Tak berbeda dari dua tahun lalu, akhir 2017 kemarin (22/12/2017) WHO melarang keras mengonsumsi kencing unta.
Focal Point IHR Nasional Uni Emirat Arab (UEA) melaporkan satu kasus tambahan infeksi Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.