Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal Ini Bisa Membuat Hidup Lebih Lama dan Sehat

Kompas.com - 15/12/2017, 15:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com — Menghindari kanker, menurut studi, bisa dilakukan dengan mempertimbangkan empat faktor ini. Salah satunya adalah berhenti merokok. 

Baru-baru ini, sebuah temuan baru mengungkapkan bahwa risiko kematian akibat kanker dapat ditekan. Syaratnya mudah, yakni dengan cara berolahraga lebih banyak, memperbanyak minum, mengurangi kebiasaan merokok, dan mengubah gaya hidup ke arah yang lebih baik.

Syarat ini rupanya seperti kembali ke gaya hidup yang dijalani sebelum seseorang mendapat kanker dan masih hidup sehat.

Kesimpulan tersebut terungkap setelah periset menggali data statistik resmi Australia pada tahun 2013. Pada tahun ini, ada 44.000 kematian karena kanker. Tim peneliti menemukan bahwa sekitar 38 persen kematian atau sekitar 16.700 kematian dapat dicegah dengan mengurangi faktor risiko.

Baca juga: Wanita Harus Tahu, Jaga Berat Badan Bisa Cegah Kanker Payudara

Fakta juga menunjukkan bahwa merokok tembakau memiliki pengaruh sampai 23 persen terhadap kematian terkait kanker. Angka prevalensi ini yang terbesar jika dibandingkan dengan diet yang buruk, obesitas, dan infeksi penyakit yang masing-masing hanya menyumbang risiko kematian 5 persen.

Selain itu, para ilmuwan juga menemukan bahwa radiasi UV menyumbang 3,2 persen kematian atau 1.390 orang. Kemudian, alkohol menyumbang 2,4 persen kematian (1.037 orang), aktivitas fisik yang tidak mencukupi menyumbang 0,8 persen kematian (357 orang), dan faktor reproduksi atau hormonal menyumbang 0,4 persen kematian (172 orang).

Dengan melakukan pencegahan tersebut, peneliti berharap akan ada ribuan nyawa yang bisa diselamatkan.

"Meski dalam banyak kasus terjangkit kanker tidak dapat dihindari,  penelitian ini mencoba menyoroti apa yang sudah diketahui selama bertahun-tahun bahwa kanker tidak selalu karena masalah genetika atau nasib buruk," ujar salah satu peneliti, David Whiteman dari QIMR Berghofer Medical Research Institute di Australia, dikutip Science Alert, Kamis (14/12/2017).

Dalam pengamatan tersebut, tim menemukan bahwa pria dapat memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dari perempuan. Dari delapan faktor penyebab yang disebutkan di atas, pria berisiko mengalami kematian sampai 41 persen, sedangkan perempuan 34 persen.

"Proporsi kematian akibat kanker yang berpotensi dicegah lebih tinggi di kalangan pria daripada wanita karena rata-rata pria merokok dan minum lebih banyak, menghabiskan lebih banyak waktu di bawah sinar matahari, dan juga tidak makan," kata Whiteman.

Adapun jenis kanker yang risiko kematiannya dapat dicegah antara lain kanker paru-paru, usus, kulit (melanoma kulit), hati, dan perut.

Baca juga: Filter: Hoaks Perusahaan Rokok yang Membahayakan Perokok dan Lingkungan

Sebagai catatan, jika Anda penggemar minuman beralkohol dan kerap mengosumsinya, bukan berarti Anda pasti akan terkena kanker. Akan tetapi, hal ini dapat mendorong naik turunnya tingkat risiko yang berbeda setiap kasusnya.

Nah, untuk yang merokok lain cerita. Orang yang merokok 15-30 batang setiap hari sangat mungkin untuk terkena kanker paru-paru daripada mereka yang tidak.

Selain itu, orang dengan indeks massa tubuh yang tinggi kemungkinan terkena kanker ginjal atau hatinya dua kali lebih tinggi.

Tim membenarkan bahwa orang yang terkena kanker memiliki banyak latar belakang dan tidak hanya soal gaya hidup. Akan tetapi, bila seseorang dapat menekan faktor risiko lewat perubahan gaya hidup, hal itu akan membuat perubahan yang besar.

Hal ini merujuk pada penelitian pada 2014 di AS yang menemukan bahwa sekitar 21 persen kematian akibat kanker masih dapat dicegah.

QIMR Berghofer Medical Research Institute telah menghasilkan panduan gratis tentang bagaimana mengurangi risiko kanker Anda.

"Penelitian ini untuk ribuan orang di luar sana agar bisa mengurangi risiko perkembangan kanker dan terhindar dari kematian. Bahkan, perubahan kecil gaya hidup akan mengurangi jumlah orang yang meninggal secara prematur karena kanker setiap tahunnya," ujarnya.

Penelitian ini sudah dipublikasikan di International Journal of Cancer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com