Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2018, 17:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

Sumber UPI

KOMPAS.com - Perubahan iklim secara otomatis mengubah tatanan lingkungan kita. Tak hanya suhu yang menurun drastis, perubahan yang mencolok juga terjadi pada lautan.

Belum lama ini ada laporan bahwa jumlah kadar oksigen di lautan mengalami penurunan. Hal ini mengancam kehidupan ekosistem laut.

Data terakhir menunjukkan dalam kurun waktu setengah abad, terjadi peningkatan wilayah dengan minim oksigen di lautan terbuka sampai empat kali lipat. Selain itu, wilayah seperti muara, teluk, dan pesisir juga kadar oksigen rendahnya meningkat sampai sepuluh kali lipat sejak 1950.

Data ini semakin menegaskan bahwa jumlah wilayah dengan kadar oksigen rendah atau hampir tak ada oksigen makin banyak di bumi. Dampaknya, ekosistem dan rantai makanan di laut terganggu, terlebih biota laut membutuhkan kadar oksigen yang cukup.

Baca Juga: Lewat Kotoran Kelelawar, Para Peneliti Pelajari Perubahan Iklim

Menurut penelitian yang dimuat di jurnal Science, pemanasan global adalah penyebab utama berkurangnya kadar oksigen di laut.

Itu karena saat suhu permukaan air naik, oksigen dengan kadar tinggi akan terserap suhu panas di permukaan. Lalu, oksigen dengan kadar rendah akan mengalir ke bawah dan membuat suhu laut lebih dingin.

Selain itu, perkembangan ganggang akibat limbah pupuk juga membuat kadar oksigen turun. Alasannya, saat mikroorganisme mati dan membusuk akan menyedot oksigen dalam jumlah besar dan memperluas zona mati.

"Penurunan oksigen laut adalah dampak paling serius akibat aktivitas manusia di lingkungan bumi," kata Denise Breitburg, ahli ekologi laut dengan Smithsonian Environmental Research Center, dalam rilis beritanya yang dikutip di UPI, Kamis (4/1/2018).

Baca Juga: Bagaimana Perubahan Iklim Mendorong Orang untuk Gabung ISIS?

Penelitian dilakukan oleh kelompok Global Ocean Oxygen Network (GO2NE) yang terbentuk pada 2016 oleh Komisi Perserikatan Bangsa Bangsa Bidang Kelautan Antar Negara.

Vladimir Ryabinin, Sekretaris Eksekutif Komisi Oseanografi Internasional berkata bahwa efek gabungan dari limpahan polusi dan perubahan iklim sangat meningkatkan jumlah dan ukuran 'zona mati' di perairan lepas dan pesisir, di mana kadar oksigen terlalu rendah untuk mendukung sebagian besar kehidupan laut.

Dalam kesempatan itu, ia mengingatkan bahwa laut merupakan pemasok utama oksigen di bumi. "Sekitar setengah dari jumlah oksigen di bumi berasal dari lautan," katanya.

Kita bisa melihat zona mati di Teluk Meksiko, Great Lakes, dan Chesapeake Bay semakin meluas dan banyak organisme laut mati.

Tingkat oksigen yang rendah juga memperlambat pertumbuhan populasi ikan dan hewan laut, serta membuat hewan mudah mati. Sayangnya, wilayah seperti ini makin banyak ditemui.

Beberapa spesies mendapatkan manfaat dari penurunan oksigen ini, namun sebagian besar tidak. Hal ini justru cenderung mengurangi keanekaragaman hayati di lautan yang ada di planet kita.

Untuk itu, ilmuwan menyarankan tindakan agresif mengatasi perubahan iklim dan limbah polusi. Pemangku kebijakan harus membuat terobosan strategi yang lebih baik untuk mengatasi residu limbah dari daerah aliran sungai, juga mengambil langkah tepat mengurangi efek emisi rumah kaca.

Baca Juga: Pelajaran dari Manusia Arktika Kuno tentang Perubahan Iklim

Ilmuwan menyadari bahwa penurunan oksigen tidak dapat dihindari. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah menyelamatkan dan melindungi populasi ikan dan ekosistem laut yang paling rentan terkena dampa penurunan kadar oksigen.

"Itu yang bisa kami lakukan, sedangkan untuk mengatasi masalah perubahan iklim memerlukan upaya global, tetapi tindakan lokal dengan memberikan nutrisi ke oksigen, dapat membantu mengurangi penurunan kadar oksigen," kata Bretiburg.

Misalnya aksi warga lokal untuk mengurangi residu limbah telah membantu mengurangi polusi nitrogen hingga 24 persen di daerah aliran sungai di Chesapeake Bay.

"Mengatasi perubahan iklim mungkin tampak lebih menakutkan, tapi tindakan nyata sangat penting untuk menghentikan penurunan oksigen di lautan kita dan untuk semua aspek kehidupan di planet kita," kata Breitburg.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber UPI
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Apakah Aman Makan Sushi?

Apakah Aman Makan Sushi?

Kita
Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Kita
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Kita
Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Oh Begitu
Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Oh Begitu
Mengapa Ikan Bau Amis?

Mengapa Ikan Bau Amis?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com