Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2017, 21:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Menguak misteri kehidupan manusia purba melalui petroglif atau ukiran pada batu sangat membantu para ilmuwan. Sayangnya, pemetaan keberadaan ukiran pada batu tersebut belum banyak dilakukan.

Kini, ilmuwan berhasil memetakan beberapa ukiran batu terbesar di berbagai belahan dunia. Petroglif yang diteliti oleh ilmuwan dari University College London tersebut menggambarkan hewan, manusia, dan ritual budaya kuno.

Beberapa ukiran batu tersebut terletak di daerah Atures Rapids, Venezuela barat. Ukiran tersebut diperkirakan berusia 2.000 tahun.

Salah satu panel berukuran 304 meter persegi, berisi setidaknya 93 ukiran individu yang melebar beberapa meter. Bahkan ada ukiran ular bertanduk yang berukuran lebih dari 30 meter.

Baca juga: Arkeolog Temukan Sisa Kremasi Buddha di Desa China

Dengan menggunakan drone, para peneliti memotret ukiran tersebut. Hal itu dilakukan karena beberapa ukiran berada di daerah yang sulit dijangkau.

Level air yang rendah di sungai Orinoco, Amerika Selatan membuat lebih banyak seni yang bisa diamati. Dr Philip Riris dari Institut Arkeologi UCL, mengatakan daerah tersebut merupakan zona pertemuan atau akulturasi antar etnis, bahasa, dan budaya. 

"Motif yang didokumentasikan di sini menampilkan kesamaan dengan beberapa situs ukiran batu lainnya di wilayah tersebut, seperti Brasil, Kolombia, dan banyak lagi," kata Riris dikutip dari Independent, Jumat (8/12/2017).

"Ini adalah salah satu studi mendalam pertama yang menunjukkan tingkat dan kedalaman hubungan budaya ke daerah lain di Amerika Selatan bagian utara pada masa pra-Colombus dan kolonial," kata Riris yang juga menjadai pemimpin penelitian. 

Riris juga menambahkan bahwa ukiran tersebut memberi gambaran tentang kehidupan kuno.

"Sementara itu, seni lukis dengan cat dikaitkan terutama dengan ritual pemakaman di daerah terpencil, ukiran ini tertanam dalam kehidupan sehari-hari. Seperti bagaimana orang hidup dan melakukan perjalanan di daerah ini, dengan sumber mata airnya dan ritme naik dan turunnya air sungai. Ukiran yang dibuat setiap individu sangatlah luar biasa," kata Riris.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Ruang Rahasia Sebesar Pesawat di Piramida Giza

Ukiran batu dari sungai Orinoco Tengah telah dipelajari sebelumnya. Sayangnya, belum pernah sedetail kali ini.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Antiquity tersebut memberi peneliti wawasan baru tentang konteks seni dan arkeologi dari seni.

Hampir semua ukiran dipengaruhi oleh naik turunnya permukaan air di Orinoco. Itu berarti ukiran ini bergantung pada hujan di hulu karena ketinggian sungai relatif bervariasi setiap tahunnya.

Dalam petroglif lainnya, gambar pesuling yang dikelilingi oleh tokoh manusia mungkin menggambarkan bagian dari ritual pembaharuan pribumi.

Para peneliti percaya bahwa gambaran semacam itu mungkin bertepatan dengan munculnya musim mengukir dari sungai sebelum musim hujan. Terlebih saat pulau-pulau lebih mudah diakses dan panen sedang berlangsung.

"Proyek kami berfokus pada arkeologi Pulau Cotua dan sekitar Atures Rapids. Bukti arkeologis yang ada menunjukkan adanya interaski antar pedagang dari luar selama dua milenium sebelum penjajahan Eropa," kata Dr Jose Oliver, peneliti utama penelitian ini.

Baca Juga: Teliti Jejak Prasejarah Gunung Kidul, Arkeolog Pindai Gua Braholo

Oliver juga mengatakan tujuan proyek ini adalah untuk lebih memahami interaksi tersebut.

"Pemetaan ukiran batu merupakan langkah besar menuju pemahaman yang lebih baik tentang peran sungai Orinoco dalam menengahi pembentukan jaringan sosial pra-penaklukan di seluruh Amerika Selatan bagian utara," ungkap Oliver.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com