Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Yogyakarta, Apakah Cuma gara-gara Siklon Cempaka?

Kompas.com - 29/11/2017, 11:17 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

"Akan tetapi ada pula risiko lain yang lebih mendasar, yaitu Kota Yogyakarta tidak sadar jika pembangunannya telah salah arah. Paradigma terhadap pembangunan lebih mengedepankan aspek artifisial, estetis cenderung mengabaikan daya dukung lingkungan," kata Yuli.

Lelaki yang menjadi koordinator Arkom Jogja itu juga menyampaikan kekhawatirannya jika hal ini dapat meminggirkan kelompok masyarakat kota Yogyakarta di kampung-kampung yang dianggap kumuh sebagai penyebab banjir.

Untuk itu, Yuli berharap kota Yogyakarta dapat mencontoh kota-kota besar di luar negeri yang telah meninggalkan pendekatan yang mengedepankan aspek estetis dalam pembangunan kota, terutama betonisasi di banyak area.

"Ini sangat tidak ramah lingkungan. Bumi butuh bernafas, saluran drainase tidak hanya untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih rendah. Apalagi sungai, melakukan betonisasi dan talud-isasi dengan justifikasi untuk menanggulangi banjir tentu tidak tepat," ungkapnya.

Baca Juga: Hati-hati Cuaca Ekstrem, Siaga Selama 3 Hari ke Depan

Untuk mengatisipasi banjir dan longsor agar tidak kembali terjadi di kota gudeg tersebut, Yuli menyebutkan pentingnya pengembalian fungsi sungai.

"Sungai seharusnya dikembalikan pada fungsinya, tidak hanya sebagai drainase kota tetapi juga sebagai area resapan air. Komitmen mewujudkan ruang terbuka hijau 30% mesti diwujudkan secepat-cepatnya jika kota Yogyakarta ingin menjadi satu kota yang nyaman," Yuli menjelaskan.

"Kita kan telah punya slogan SEGORO AMARTO (Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyakarta atau semangat gotong royong menuju kemajuan Yogyakarta). Ini hanya akan jadi slogan saja jika tidak bisa dimanfaatkan untuk mengubah kota menjadi lebih ramah lingkungan. Namun yang paling mendasar, sekali lagi mesti ada perubahan tentang pendekatan pembangunan," sambungnya.

Terakhir, Yuli juga menekankan pentingnya komitmen pemerintah dalam hal ini. Ia berharap pemerintah kota Yogyakarta dapat menyadari kerusakan lingkungan yang terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau