JAKARTA, KOMPAS.com – Angin yang berhembus di DKI Jakarta tak seperti biasanya. Bila anda punya waktu ke luar rumah ataupun kantor, angin akan terasa bertiup kencang.
Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, pola angin secara umum pada bulan kemarau datang dari sebelah tenggara, dari Autralia.
Setelah menyeberangi ekuator, pola angin berubah dari barat daya ke arah timur laut.
Untuk daerah Jawa bagian barat, pola angin mengalami kenaikan dengan kecepatan berkisar 25-30 knot. Bila dikonversi, kecepatnnya setara dengan 40-60 Km per jam.
“Memang angin yang kita rasakan saat ini agak lumayan kencang dari biasanya pada kisaran 15 knot atau 20-35 Km per jam,” kata Mulyono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/8/2017).
Baca Juga: Misteri Alam, Mengapa Malam Itu Gelap?
Menurut Mulyono, dari prediksi BMKG fenomena ini aka berlangsung hingga 2-3 hari ke depan.
Tak hanya Jawa bagian barat, fenomena serupa juga terjadi di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat.
Menurut Mulyono, hal itu disebabkan adanya siklon tropis Pakhar yang berada di sebelah barat Filipina.
Angin tersebut, kata dia, ikut memperkuat aliran angin dari selatan yang menyeberang ke Indonesia, khsusnya Jawa bagian barat, NTT, dan NTB.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat berkendara. Untuk daerah Jakarta misalnya, tak menutup kemungkinan papan reklame, baliho maupun pohon rindang yang berada di sepanjang jalan rubuh.
“Pohon yang kanopinya cukup rimbun yang pada umumnya pohon Akasia, mudah patah saat kena hembusan angina kencang. Ini perlu diwaspadai,” ujar Mulyono.
Baca Juga: Sains di Balik Fenomena Merinding, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.