Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Seorang Pria yang Berteman dengan "Monster-monster" Berbisa

Kompas.com - 31/10/2017, 20:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com -- Makhluk apa yang paling mengerikan dalam bayangan Anda? Mungkin mereka bisa ditemui dalam pameran di Natural History Museum (NHM), London.

Dr Ronald Jenner adalah salah seorang ahli evolusi racun di NHM. Dia membagikan kisahnya yang begitu mengagumi para monster berbisa dalam pameran tersebut.

"Jika Anda makan buah, yah, mereka diserbuki oleh lebah, yang berbisa," kata Dr. Ronald Jenner seperti dikutip dari BBC, Selasa (31/10/2017).

Baca juga: Sial dan Mengenaskan, Ular Dimakan Lipan Raksasa Berbisa Saat Bertelur

"Fig atau buah tin juga diserbuki oleh tawon berbisa. Jika Anda makan cumi atau gurita, mereka pun berbisa," katanya.

"Mereka menggunakan bisa (racun hewan) dalam kosmetik - masker wajah menggunakan versi sintetis dari peptida (molekul gabungan antara dua asam amino atau lebih) ular yang melemaskan otot."

Racun ular kobra Mesir bisa membunuh tapi beberapa mangsa kini telah berevolusi resistansiNHM Racun ular kobra Mesir bisa membunuh tapi beberapa mangsa kini telah berevolusi resistansi

Sulit untuk tidak membuat Ronald tidak terlihat antusias ketika memberikan tur dalam pameran di NHM.

Untungnya, semua monster tersebut sudah mati dan kebanyakan berada di dalam kaca. Dengan begitu, kita bisa melihat berbagai senjata mereka dengan sangat dekat.

Bisa adalah racun, yang biasanya terdapat dalam peptida atau molekul protein besar. Racun hewan ini secara aktif dikirim melalui mekanisme khusus yang melibatkan gigi, taring, cakar, taji, atau sengat.

Ronald banyak bekerja dengan cacing darah yang memiliki rupa mengerikan. Maka tak berlebihan rasanya jika ia menyebutnya cacing dengan topeng haloween.

Cacing itu memberikan neurotoksin yang digunakan pada laboratorium di seluruh dunia untuk mempelajari komunikasi sel saraf.

Baca juga: Ada 76 Ular Berbisa di Indonesia, tetapi Kita Hanya Punya 1 Anti-bisa

"Ketika cacing darah menyuntikan (bisa) pada mangsa krustasea, itu menyebabkan kelumpuhan spastik. Tapi yang luar biasa adalah bahwa efek ini terbalik," jelasnya.

Cacing darah sangat disukai neuroscientist untuk meneliti komunikasi selNHM Cacing darah sangat disukai neuroscientist untuk meneliti komunikasi sel

"Para ilmuwan telah memecah racun untuk sedikit mengaktifkan saluran komunikasi sel. Mereka menerapkannya pada kultur sel, mempelajari proses komunikasi, dan kemudian mencuci efeknya dengan penyangga. Baru tahun ini kamu melihat struktur molekul penuh protein, ini sangat besar dan tidak seperti hal lain di alam."

Beberapa bisa akan memenuhi darah sehingga korban akan menderita penggumpalan darah, menyebabkan stroke, dan kematian yang cepat.

Jenis bisa lainnya justru bertindak sebagai agen anti pembekuan. Bisa semacam ini digunakan kelelawar vampir untuk dapat terus menghisap darah dari luka mangsanya.

Ada pula "monster gila", yaitu sejenis kadal yang sangat beracun. Gigitannya yang menyakitkan menggabungkan peptida yang mengatur glukosa.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau