KOMPAS.com – Memasuki musim hujan, ular sering kali masuk ke perumahan.
Manusia mau tidak mau memang harus hidup berdampingan dengan satwa. Dalam kondisi tertentu, manusia dan satwa bisa konflik, termasuk dengan ular.
Baca juga: Mengenal Ular Pucuk, Ular yang Banyak Ditemukan di Permukiman
Cara terbaik untuk mencegah konflik adalah mengenal perilaku satwa dan mencoba berbagi habitat dengannya serta melakukan pencegahan konflik.
Untuk menghindari kasus gigitan ular misalnya, manusia bisa mengembangkan cara tertentu agar ular tak masuk rumah.
Herpetolog Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, mengungkapkan, penting untuk menjawa rumah bersih dan harum.
“Rumahnya yang bersih. Tiap hari dengan wewangian. Ular tidak suka wewangian,” ucap Amir saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/9/2017).
Kasus gigitan ular berbisa terakhir menimpa Alprih Priyono, asisten Panji Petualang yang digigit bayi ular king kobra pada Desember 2022.
Baca Juga: Bagaimana Caranya agar Tidak Mati setelah Digigit Ular Berbisa?
Selama pandemi, jumlah kasus gigitan ular meningkat. Menurut laporan Harian Kompas, "Kematian akibat Gigitan Ular Melonjak Selama Pandemi" jumlah kasus gigitan ular sejak Januari 2020 hingga 2021 mencapai 627 kasus.
Pada 2017, kasus gigitan ular yang cukup menghebohkan terjadi pada anak di Yogyakarta bernama Ananda Yue Riastanto (8).
Dia digigit saat tidur beralaskan tikar di rumahnya yang baru dibangun. Akibat gigitan, dia mengalami enselofati yang berakibat pada kelumpuhan dan tidak mampu bicara.
Amir mengungkapkan, bahwa pada kasus Ananda, kemungkinan weling mencari tempat hangat untuk bisa tetap aktif.
Baca juga: Ular Weling, Ular Berbisa yang Hidup di Indonesia
“Weling sangat mungkin mencari tempat hangat. Badan kita. Pas kita gerak, secara tidak sadar, welingnya bisa jadi ketindih. Dia (weling) butuh panas untuk bisa aktif,” kata Amir.
Saran lain untuk menangkal ular juga diberikan oleh pakar toksikologi dan bisa ular DR Dr Tri Maharani Sp EM. Tri.
Ia menyarankan untuk tidak tidur di lantai. Tempat yang aman adalah tidur di atas kasur yang cukup tinggi. “Ada guideline dari WHO ada penelitiananya," kata Tri.
Bagi yang tinggal di dekat hutan atau sawah, Tri menyarankan untuk tidur di atas ranjang serta menggunakan kelambu agar ular tidak bisa menerobos.
Bila terlanjur tergigit, Tri mengatakan agar tak perlu panik. Yang diperlukan adalah melakukan imobilisasi dengan menghimpit bagian digigit dengan kayu atau kardus layaknya patah tulang.
Setelah sampai di rumah sakit, anti-bisa yang digunakan haruslah cukup kuat. Bila tidak, maka masih ada racun yang tersisa di dalam tubuh.
“Pemberian antivenom harus adikuat. Artinya betul-betul harus terus dilakukan selama tanda dan gejalanya serta hasil lab masih menandakan abnormalitas," katanya.
"Selain anti venom, pemberian oksigen ventilator, infus harus dilakukan,” pungkas Tri
Baca Juga: Lakukan Ini jika Anda Digigit Ular Berbisa saat Sendirian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.