Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jus Jambu Biji dan Herbal Bikin Sembuh DBD? Ini Penjelasan Ahli

Kompas.com - 20/02/2020, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengonsumsi jus jambu biji, rebusan daun pepaya, dan minuman herbal lainnya oleh masyarakat selalu dikaitkan dalam membantu proses penyembuhan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).

Akan tetapi, ahli medis menyebutkan hingga saat ini tidak ada kajian ilmiah yang terbukti mengenai peran ramuan herbal dalam proses penyembuhan pasien DBD.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSCM, Dr dr Leonard Nainggolan SpPD-KPTI, menegaskan bahwa ia tidak melarang penggunaan obat herbal, namun tidak pula menganjurkannya.

"Terserah deh, tapi yang penting dicamkan masalah utama DBD adalah kebocoran plasma," kata Leo kepada Kompas.com di ruang kerjanya RS Cipto Mangunkusumo, Senin (10/2/2020).

Baca juga: Kenali 3 Fase Penyakit DBD, dari Demam hingga Kritis

Plasma 91 persen terdiri dari air. Jadi jika ada kebocoran plasma, akibatnya sel pembuluh darah menjadi pekat. Sel pembuluh darah mengandung sel darah merah, sel darah putih dan juga plasma.

Kebocoran plasma mengakibatkan cairan plasma lebih banyak keluar dan menyebabkan kepekatan di dalam darah, yang memicu terjadinya shock pada pasien.

Karena DBD yang dikeluarkan adalah cairan, maka pengobatan utamanya adalah menggantikannya dengan cairan juga.

Baca juga: Bintik Merah Pertanda DBD? Coba Pemeriksaan Ini di Rumah...

"Saya juga gak menolak (minuman herbal), siapa tahu ya, siapa tahu, tapi belum ada evidence-based (bukti ilmiah)-nya," tuturnya.

Menurut Leo, minum jus juga diperbolehkan. Hanya saja di dalam jus buah biasanya tidak ada kandungan elektrolitnya. Jadi, harus juga diikuti dengan air yang mengandung elektrolit seperti oralit.

Kedua kandungan dalam cairan ini menjadi hal yang penting diberikan, tanpa hanya fokus mengonsumsi salah satunya saja.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

"Karena yang bocor adalah cairan yang mengandung glukosa dan elektrolit. Kalau saran saya pribadi dua-duanya harus," ucap dia.

Mengenai takaran seberapa banyak mengonsumsi cairan untuk tubuh pasien, kata Leo, hal itu disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pasien itu sendiri.

"Semampu pasien meminum, berapa liter dia bisa minum silahkan monggo, tapi jangan dipaksa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau