Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Bawang Putih hingga Kebocoran Lab, Ini 5 Hoaks Virus Corona

Kompas.com - 31/01/2020, 19:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mengiringi ramainya pemberitaan tentang wabah virus corona Wuhan (2019-nCoV), masyarakat juga disuguhkan dengan beragam isu keliru atau hoaks yang ada.

Ada beberapa isu yang menjadi sorotan dan ditanggapi oleh para tenaga medis sebagai berikut:

1. Penyembuhan dengan makan bawang putih

Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan SpP(K) MSc PhD, mengatakan tidak ada kaitannya bawang putih dengan penyembuhan penyakit akibat virus corona.

Baca juga: Sebar Hoaks Virus Corona Melalui Facebook, Pemilik Akun Diperiksa Polisi

"Ini saya yakin yang buat isu, pedagang bawang putih teman saya di Rawamangun itu," kata dia sambil terkekeh, dalam acara bertajuk Info Sehat FKUI untuk Anda: Wabah Coronavirus: Status Terakhir di Indonesia, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Jadi, entah Anda akan mengkonsumsi bawang putih tiga butir atau delapan butir dengan takaran pada isu yang beredar, hal itu tidak ada kaitannya dengan penyembuhan penyakit akibat virus corona.

2. Pengobatan dengan obat anti-HIV

Peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr R Fera Ibrahim MSc SpMK(K) PhD, mengatakan antivirus itu dibuat untuk memutuskan rantai virus tertentu.

"Replikasi HIV dan novel Coronavirus belum ada kaitannya bagaimana ini bisa," kata dia.

Diakui Fera, meskipun memang ada laporan satu intitusi yang memberikan antivirus HIV atau bahkan antivirus flu burung, tapi yang jelas kalau pasien sembuh itu karena sifat penyakit disebabkan virus memang adalah self limiting disease atau bisa baik dengan sendirinya.

Tindakan ini tidak direkomendasikan karena ini tidak ada bukti terkaitnya, justru dikhawatirkan bukan mematikan, tetapi malah membuat virus semakin kuat.

Baca juga: Saat Negara-negara Mengevakuasi Warganya dari Wuhan karena Virus Corona

3. Menular melalui tatapan mata

Erlina menegaskan penularan virus sangat mustahil jika terjadi hanya melalui tatapan mata.

Melainkan, jika pasien positif virus corona mengeluarkan doplet yang akhirnya mengenai tangannya, kemudian bersalaman dengan Anda, serta tanpa mencuci tangan Anda menyentuh hidung, mulut ataupun mata, maka penularan mungkin saja terjadi.

Untuk diketahui doplet adalah cairan yang terpercik saat seseorang batuk ataupun bersin. Perilaku batuk dan bersin dengan menutup menggunakan tangan sangat tidak dianjurkan.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau