KOMPAS.com - Mengiringi ramainya pemberitaan tentang wabah virus corona Wuhan (2019-nCoV), masyarakat juga disuguhkan dengan beragam isu keliru atau hoaks yang ada.
Ada beberapa isu yang menjadi sorotan dan ditanggapi oleh para tenaga medis sebagai berikut:
1. Penyembuhan dengan makan bawang putih
Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan SpP(K) MSc PhD, mengatakan tidak ada kaitannya bawang putih dengan penyembuhan penyakit akibat virus corona.
Baca juga: Sebar Hoaks Virus Corona Melalui Facebook, Pemilik Akun Diperiksa Polisi
"Ini saya yakin yang buat isu, pedagang bawang putih teman saya di Rawamangun itu," kata dia sambil terkekeh, dalam acara bertajuk Info Sehat FKUI untuk Anda: Wabah Coronavirus: Status Terakhir di Indonesia, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Jadi, entah Anda akan mengkonsumsi bawang putih tiga butir atau delapan butir dengan takaran pada isu yang beredar, hal itu tidak ada kaitannya dengan penyembuhan penyakit akibat virus corona.
2. Pengobatan dengan obat anti-HIV
Peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr R Fera Ibrahim MSc SpMK(K) PhD, mengatakan antivirus itu dibuat untuk memutuskan rantai virus tertentu.
"Replikasi HIV dan novel Coronavirus belum ada kaitannya bagaimana ini bisa," kata dia.
Diakui Fera, meskipun memang ada laporan satu intitusi yang memberikan antivirus HIV atau bahkan antivirus flu burung, tapi yang jelas kalau pasien sembuh itu karena sifat penyakit disebabkan virus memang adalah self limiting disease atau bisa baik dengan sendirinya.
Tindakan ini tidak direkomendasikan karena ini tidak ada bukti terkaitnya, justru dikhawatirkan bukan mematikan, tetapi malah membuat virus semakin kuat.
Baca juga: Saat Negara-negara Mengevakuasi Warganya dari Wuhan karena Virus Corona
3. Menular melalui tatapan mata
Erlina menegaskan penularan virus sangat mustahil jika terjadi hanya melalui tatapan mata.
Melainkan, jika pasien positif virus corona mengeluarkan doplet yang akhirnya mengenai tangannya, kemudian bersalaman dengan Anda, serta tanpa mencuci tangan Anda menyentuh hidung, mulut ataupun mata, maka penularan mungkin saja terjadi.
Untuk diketahui doplet adalah cairan yang terpercik saat seseorang batuk ataupun bersin. Perilaku batuk dan bersin dengan menutup menggunakan tangan sangat tidak dianjurkan.
Serta, rutinlah mencuci tangan Anda dengan sabun.
4. Minum alkohol
Fera mengatakan, meskipun alkohol 70 persen sebagai disinfektan dapat berfungsi dengan baik dalam membasmi virus.
Baca juga: Virus Corona Berstatus Darurat Dunia, Kenali Gejala hingga Penanganan
Tetapi, bukan berarti virus corona tersebut akan mati ketika Anda mengonsumsi alkohol.
"Betadine, klorin itu juga baik untuk disinfektan, tapi, kan, enggak mungkin kita minum itu. Minum alkohol juga hoaks, tidak benar," kata Fera.
5. Kebocoran laboratorium biologi
Sempat beredar di media sosial, mengenai virus corona yang dikatakan adalah senjata biologis dari laboratorium di China yang bocor.
Diakui Fera, memang dalam melakukan riset tentang virus, peneliti pasti memiliki tujuan, ada riset yang tujuannya membuat vaksin dan ada juga dengan tujuan yang tidak benar.
"Tapi kalo ini kita enggak tahu karena harus melalui investigasi," tuturnya.
Baca juga: [REAL TIME - LIVE] - Pantau Sebaran Virus Corona di Sini
Selama belum bisa dibuktikan, tidak bisa dikatakan wabah virus corona ini akibat kebocoran laboratorium biologis China.
Secara komprehensif ini adalah persoalan yang luas jika ingin dikaitkan.
Adapun, menurut dia, virus corona memang sudah ada sejak lama, wabah SARS dan MERS beberapa waktu lalu.
Sumber utamanya adalah virus corona dari kelelawar, yang menular melalui hewan perantara masing-masing.
Oleh sebab itu, para ahli mengimbau agar masyarakat tidak asal menelan informasi dari media sosial tanpa ada bukti dan fakta dari para ahli di bidangnya terkait wabah virus corona asal China ini.
Baca juga: WHO Umumkan Wabah Virus Corona Berstatus Darurat Global, Apa Artinya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.