KOMPAS.COM - Ketika hidung mengeluarkan lendir, mungkin Anda akan menyimpulkan bahwa Anda terserang flu. Namun, tidak semua keluhan tersebut adalah bagian dari flu, bisa jadi sebenarnya Anda terserang penyakit selesma.
Selesma adalah sebuah infeksi yang disebabkan oleh virus rhinovirus, gejala yang ditimbulkan memang mirip dengan flu, seperti hidung tersumbat dan mengeluarkan lendir.
Dilansir dari artikel sains Kompas.com edisi (10/08/2018), perbedaan antara selesma dan flu terletak pada lama gejala yang dialami penderita.
"Pasien influenza dapat terbaring sekitar 5-10 hari dan merasa lemah hingga satu bulan, sedangkan selesma tidak selalu lemah dan pasien masih dapat bekerja," ujar Ahli Imunologi dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI, FINASIM.
Jika Anda mengalami selesma di saat flu mungkin terdengar sangat buruk. Tetapi untungnya, hal tersebut jarang terjadi.
Baca juga: Libur Panjang Ke Luar Kota? Begini agar Tak Tertular Flu di Pesawat
Apakah selesma dapat terjadi bersamaan dengan flu?
Kondisi selesma yang terjadi bersamaan dengan flu memang terdengar buruk.
Untungnya, studi baru yang dipublikasikan pada 16 Desember dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences, mengungkapkan bahwa hal tersebut jarang terjadi.
Para peneliti menemukan, sebenarnya jika terkena flu, Anda tidak terlalu berpeluang terkena infeksi virus selesma biasa.
"Apa yang kami temukan adalah bahwa selama musim-musim tertentu ketika Anda memiliki tingkat sirkulasi influenza yang tinggi, Anda cenderung terserang selesma yang disebabkan oleh rhinovirus," ujar pemimpin penelitian, Dr. Pablo Murcia, seorang dosen senior di MRC-Centre for Virus Research di University of Glasgow di Skotlandia,
Ia mengatakannya dalam sebuah video tentang penelitian tersebut.
Murcia juga menjelaskan, para peneliti biasanya mempelajari virus sel dan flu secara terpisah.
"Jika kita memahami bagaimana virus berinteraksi dan bagaimana infeksi virus tertentu dapat mendukung atau menghambat satu sama lain, maka mungkin kita dapat mengembangkan cara yang lebih baik untuk menargetkan virus," sambungnya.
Namun, penderita flu ternyata lebih banyak dibandingkan dengan selesma.
Hal ini ditemukan dalam studi baru, para peneliti menganalisis informasi dari lebih dari 36.000 orang di Skotlandia yang menyediakan lebih dari 44.000 penyeka tenggorokan dan hidung untuk pengujian penyakit pernapasan selama periode sembilan tahun.