Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sedang Musim Flu, Ini Cara Cepat Sembuh dari Flu yang Benar

Kompas.com - 26/08/2019, 13:05 WIB
Kontributor Sains, Prita Prametya Kirana,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apabila Anda mengamati dengan jeli, akhir-akhir ini kita sering berpapasan atau bertemu dengan orang-orang yang sedang bersin, batuk dan pilek. Salah satu penyebab batuk dan pilek adalah virus influenza yang menyerang organ pernapasan manusia. Virus ini bisa disebarkan dengan cepat melalui bersin.

Gangguan kesehatan ini sedikit banyak dapat mengganggu kegiatan sehari-hari kita, bahkan mengurangi kualitas istirahat malam kita. Alhasil, tidak heran bila orang akan cenderung melakukan segala cara untuk mempercepat kesembuhan.

Untuk tahu cara yang paling efektif meredakan gejala virus ini, pertama-tama kita perlu mengenal karakteristik dari virus influenza terlebih dahulu.

Dilansir dalam salah satu situs akademisi Florida State University, Dr. Michael W. Davidson, partikel penyebab influenza adalah virus yang berasal dari famili Orthomyxoviridae yang berbentuk bola dengan diameter rata-rata 82 millimikron.

Baca juga: Kenapa Penyakit Flu Bikin Badan Ngilu dan Sakit Semua?

Permukaan luar dari virus ini mengandung kaki-kaki glikoprotein yang terbuat dari gula dan protein yang menempel pada lapisan pembungkus berupa lipid bilayer yang diambil dari sel yang diinfeksinya (misal, sel dari manusia).

Mayoritas dari kaki glikoprotein ini adalah Hemagglutinin (HA) dan sisanya adalah Neuraminidase (N), dan kaki ini akan menempel kepada reseptor sel yang diinfeksi.

Setelah menempel, ketika kadar keasaman mendukung, lapisan pembungkus virus akan menyatu dengan sel inang yang diinfeksi dan melepaskan materi genetiknya ke dalam sel inang. Virus kemudian akan menggunakan sumber daya yang tersedia dalam sel yang ditunggangi untuk memperbanyak diri dan menginfeksi sel-sel sehat lainnya.

Selama ini, jenis virus flu yang menginfeksi dinamai berdasarkan komposisi HA dan NA nya. Sebagai contoh, flu babi yang disebabkan oleh virus H1N1 mengandung hemagglutinin tipe H1 dan Neuramidase jenis N1.

Jalan masuk virus-virus ini bervariasi, namun pada umumnya virus ini menyukai bagian tubuh yang berair atau berlendir, seperti rongga hidung, rongga mulut, kerongkongan, dan lain-lain. Virus ini akan melekat pada jaringan epidermis yang melapisi bagian-bagian tubuh ini kemudian memperbanyak diri.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Obat Flu Selalu Bikin Ngantuk

Serangkaian proses ini dideteksi oleh sel dendritik, salah satu komponen dari sistem kekebalan tubuh, yang kemudian mengaktivasi protokol pertahanan diri. Sebagian dari virus ini ditandai agar dapat dikenali oleh makrofag dan neutrofil agar menginisiasi apoptosis, yaitu kematian sel yang diprogram ketika ada patogen yang menyerang.

Apoptosis ini secara keseluruhan diinduksi oleh imunitas bawaan dan menyebabkan timbulnya dahak dan batuk. Sementara itu, timbulnya ingus dan mata berair disebabkan oleh imunitas adaptif yang menyerang virus influenza dengan menggunakan antibodi.

Sebagian dari virus influenza yang tidak dibunuh makrofag lantas akan diperkenalkan kepada sel memori untuk diingat apabila virus ini menyerang lagi di kemudian hari, dan tubuh akan membentuk antibodi untuk melawannya.

Sitokin yang merupakan bagian dari imunitas bawaan juga mengirimkan sinyal kepada hipotalamus pada otak untuk meningkatkan suhu tubuh sehingga terjadi demam.

Jangan sembarangan minum obat

Penanganan pertama yang umum dilakukan orang ketika terjadi demam adalah mengonsumsi penurun panas seperti parasetamol dan ibuprofen. Hal ini lumrah mengingat salah satu respons imun dari masuknya virus dalam tubuh.

Baca juga: Tenggorokan Sakit Saat Menelan, Penyakit Apa?

Namun, langkah kedua yang juga umum dilakukan adalah pemberian antibiotik. Hal ini kurang tepat mengingat penyebab gejala flu adalah virus, bukan bakteri.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau