Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temukan Kerangka Bayi Pakai Helm Tengkorak, Peneliti Dibuat Bingung

Kompas.com - 27/11/2019, 07:04 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prosesi penguburan anak-anak di masa lampau cenderung istimewa.

Seperti halnya yang satu ini. Sebuah pemakaman kuno yang ditemukan di Salango, Ekuador cukup menyita perhatian. Pasalnya dua bayi yang ditemukan di pemakaman menggunakan 'helm' yang terbuat dari tengkorak.

Temuan ini menjadi bukti pertama penggunaan tutup kepala dengan menggunakan tengkorak lain di dunia.

Bukti tersebut ditemukan arkeolog dalam sebuah penggalian situs penguburan yang berlangsung antara 2014 hingga 2016.

Mereka menemukan 11 kerangka yang berasal dari kebudayaan Guangala, berusia 2600 hingga 2.100 tahun yang lalu.

Baca juga: Rekonstruksi Tengkorak Berusia 600 Tahun, Ini Bentuk Wajah Manusia Zaman Itu

Sebelas kerangka terdri dari delapan bayi, seorang anak, serta dua dewasa.

Kerangka ini dimakamkan dengan bermacam-macam barang.

Namun saat dilihat lebih seksama, dua bayi tampak memakai tutup kepala yang tak biasa.

Bayi-bayi itu memakai tengkorak sebagai tutup kepalanya.

Bayi pertama diperkirakan berusia sekitar 18 bulan. Bayi tersebut menggunakan tengkorak seorang anak berusia antara 4 hingga 12 tahun.

Sementara bayi kedua yang berusia 6 hingga 9 bulan, mengenakan tengkorak seorang anak berusia antara 2 hingga 12 tahun.

"Kepala telah lama dikaitkan dengan kekuatan ritual, simbolis di kebudayaan Amerika Selatan. Tapi apa yang kami temukan ini tidak biasa," kata Sara Juengst, peneliti dari Univerity of North Carolina.

Bekas luka yang terdapat pada 'helm' tersebut juga mengindikasikan kalau tutup kepala baru dibuat di saat atau tak lama dari kematian bayi. Kedua penutup kepala yang terpasang juga sangat pas di kepala bayi.

Apa maksud di balik ritual pemasangan helm tersebut memang belum diketahui. Namun pemakaman anak memang sering mendapatkan perlakuan yang berbeda.

"Bisa saja itu merupakan bagian dari prosesi untuk perlindungan jiwa anak yang dimakamkan," tambah Juengst, seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (22/11/2019).

Baca juga: Temukan Tengkorak 3,8 Juta Tahun, Ahli Bingung soal Asal Usul Manusia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com