Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Awal Ungkap Kapan Anak-anak Berhenti Percaya Sinterklas

Kompas.com - 20/12/2018, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Selain diperingati sebagai kelahiran Yesus, natal kerap dikaitkan dengan Santa Claus, kakek berjenggot yang membawa sekarung hadiah untuk anak-anak.

Berkaitan dengan Santa Claus atau yang kita sebut juga Sinterklas, para ahli tengah mencari tahu kapan dan bagaimana manusia berhenti mempercayai sosok itu.

Meski hasilnya belum akan dipublikasikan sampai 2019, psikolog yang bertanggung jawab atas studi ini sudah merilis data awal sebelum natal 2018 berlangsung.

Dr Chris Boyle dari Universitas Exeter mengajukan survei kepada ribuan orang di seluruh dunia tentang hubungan mereka dengan Sinterklas. Sejauh ini, ada 1.200 responden yang telah merespon, kebanyakan datang dari Inggris.

Baca juga: Terbukti dari Abad ke-4, Inikah Tulang Panggul Sinterklas?

"Selama dua tahun terakhir saya didatangi orang-orang yang mengatakan mereka terpengaruh saat mengetahui Sinterklas tidak nyata," ujar Boyle dalam sebuah pernyataan dilansir IFL Science, Senin (17/12/2018).

30 persen mengatakan mereka tidak mempercayai Sinterklas karena studi ilmiah, 15 persen mengaku merasa dibodohi orangtuanya, dan 10 persen mengaku marah saat sadar Sinterklas tidak ada.

Terlepas dari pengalaman-pengalaman ini, 72 persen orangtua mengaku bahagia saat mengatakan pada anak-anaknya bahwa Sinterklas nyata. Bahkan, 31 persen orangtua tetap berbohong ketika anak-anaknya mulai ragu.

Fakta bahwa kepercayaan pada mitos seperti Sinterklas dapat berhenti pada satu waktu membuktikan bahwa kita dapat mengubah pikiran dalam menghadapi bukti, sesuatu yang semakin dipertanyakan orang.

Bagi ahli, mencari tahu mengapa orang tetap percaya pada mitos atau bukti yang ada bukan hanya untuk bersenang-senang.

Rata-rata, responden mengaku mereka berumur delapan tahun saat tahu Sinterklas hanya mitos.

"Sangat menarik untuk mendengar alasan mengapa mereka tidak percaya lagi pada Sinterklas dan sadar itu hanya fiktif. Penyebab utamanya adalah tindakan orangtua yang disengaja atau tidak, kemudia anak-anak mulai menghubungkan puzzle kebenaran itu seiring bertambahnya usia," kata Boyle.

Baca juga: Susunan Gen Ungkap Garis Evolusi Rusa Kutub Sinterklas

Seperti kita tahu, Sinterklas adalah kakek yang datang dari kutub utara dengan kereta rusa dan membawa sekarung hadiah di malam hari dan datang secara sembunyi-sembunyi.

Banyak studi yang ingin membuktikan kebenarannya, yang paling mengesankan adalah seseorang yang mencoba menghitung logistuk untuk mengirim begitu banyak hadiah dalam satu malam dan ia menemukan semuanya bertentangan dengan hukum fisika.

Jika semua ini meningkatkan pendapat Anda tentang anak-anak, pertimbangkan 65 persen responden mengaku mereka pura-pura percaya setelah menyadari kebenarannya agar tetap mendapat hadiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com