Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2018, 18:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber Geek.com

KOMPAS.com - Peneliti akan mengadakan ekspedisi besar-besaran untuk mempelajari kotoran paus di Antartika.

Dalam ekspedisi selama 7 minggu ini, peneliti bakal menganalisis bagaimana kotoran paus mungkin memengaruhi biodiversitas atau keanekaragaman hayati.

Peneliti akan mengumpulkan feses paus dan menguji teori yang menunjukkan bagaimana ekskresi paus biru memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem laut selatan.

Baca juga: Fosil Paus Prasejarah Ungkap Tahapan Evolusi Mulut Penguasa Laut

Dilansir Geek.com, (26/11/2018), kotoran paus bertindak sebagai pupuk laut yang membantu bakteri laut dan fitoplankton berkembang di bawah air.

Tanpa kotoran paus, bakteri dan fitoplankton tidak akan mampu mendaur ulang nutrisi dan menyediakan makanan untuk hewan lain.

Pada 19 Januari, tim akan berangkat dari Hobart, Australia. Tim akan menggunakan Research Vessel Investigator, sebuah kapal yang didanai oleh the Australian Antarctic Division and the Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation untuk melakukan penelitian tersebut.

Pertama, mereka akan menggunakan sonar buoy untuk menemukan lokasi paus dan kemudian memakai drone untuk mengumpulkan kotoran paus yang biasanya berwarna oranye dan berbau menyengat.

Baca juga: Gara-gara Manusia, Kadar Stres Paus Meningkat Tajam

Dengan pengujian yang nantinya akan dilakukan, peneliti bisa menunjukkan bagaimana keberadaan paus biru sangat penting bagi keanekaragaman hayati laut.

"Saya ingin menunjukkan bahwa paus adalah insinyur ekosistem. Jika kita dapat menunjukkan berapa banyak hewan ini berkontribusi pada lautan, maka akan lebih mudah untuk menyelamatkan mereka," kata Lavenia Ratnarajah, ahli biogeokimia laut di University of Liverpool.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Geek.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com