Dalam ekspedisi selama 7 minggu ini, peneliti bakal menganalisis bagaimana kotoran paus mungkin memengaruhi biodiversitas atau keanekaragaman hayati.
Peneliti akan mengumpulkan feses paus dan menguji teori yang menunjukkan bagaimana ekskresi paus biru memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem laut selatan.
Dilansir Geek.com, (26/11/2018), kotoran paus bertindak sebagai pupuk laut yang membantu bakteri laut dan fitoplankton berkembang di bawah air.
Tanpa kotoran paus, bakteri dan fitoplankton tidak akan mampu mendaur ulang nutrisi dan menyediakan makanan untuk hewan lain.
Pada 19 Januari, tim akan berangkat dari Hobart, Australia. Tim akan menggunakan Research Vessel Investigator, sebuah kapal yang didanai oleh the Australian Antarctic Division and the Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation untuk melakukan penelitian tersebut.
Pertama, mereka akan menggunakan sonar buoy untuk menemukan lokasi paus dan kemudian memakai drone untuk mengumpulkan kotoran paus yang biasanya berwarna oranye dan berbau menyengat.
Dengan pengujian yang nantinya akan dilakukan, peneliti bisa menunjukkan bagaimana keberadaan paus biru sangat penting bagi keanekaragaman hayati laut.
"Saya ingin menunjukkan bahwa paus adalah insinyur ekosistem. Jika kita dapat menunjukkan berapa banyak hewan ini berkontribusi pada lautan, maka akan lebih mudah untuk menyelamatkan mereka," kata Lavenia Ratnarajah, ahli biogeokimia laut di University of Liverpool.
https://sains.kompas.com/read/2018/12/16/180000023/peneliti-bikin-ekspedisi-besar-pelajari-kotoran-paus-buat-apa-