KOMPAS.com - The Magic Pill, film dokumenter yang dinarasikan dan diproduksi koki terkenal asal Australia Peta Evans, tengah menjadi sorotan para ahli kesehatan karena berisiko besar memberi informasi yang salah. Awal bulan ini Asosiasi Medis Australia (AMA) meminta tayangan itu diturunkan
Pasalnya, tayangan itu menceritakan tentang diet paleo, yakni diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat yang dipercaya dapat mengobati autisme, asma, bahkan kanker.
Dalam film tersebut digambarkan bagaimana gejala penderita penyakit kronis berkurang secara drastis setelah menjalankan diet paleo.
Misalnya seorang wanita yang mengaku punya tumor kanker payudara, kankernya menyusut setelah menjalani diet paleo. Ada lagi seorang bocah empat tahun yang menderita autisme non-verbal mampu berbicara untuk pertama kalinya setelah menghindari makanan olahan dan karbohidrat selama 10 minggu.
Baca juga: Studi Terbaru Ungkap, Pola Diet Sehat Bisa Lindungi Pendengaran
Menurut film The magic Pill, wabah penyakit kronis dan kesehatan buruk yang memengaruhi orang Yolngu dan komunitas masyarakat awal di Australia disebabkan oleh pola diet gaya barat modern.
Ahli terapi nutrisi Nora Gedgaudas yang ada di film itu mengatakan, masuknya pertanian sekitar 10.000 tahun lalu telah mendorong manusia tiba-tiba mengganti pola makan kaya karbohidrat.
Menurut Nora, tubuh kita belum berevolusi untuk menghadapi perubahan itu dan manusia harus kembali makan seperti nenek moyang paleolitik yang berburu dan meramu.
Ini artinya, manusia hanya makan sayuran segar, buah, daging tanpa lemak dan lemak sehat, dan tidak mengonsumsi makanan olahan, termasuk susu dan biji-bijian.
Terkait filosofi film The Magic Pill, Amanda Lee yang seorang ahli gizi dan kesehatan masyarakat dari The Sax Institute mengatakan, tidak masuk akal untuk menyarankan diet tradisional rendah karbohidrat.
Dia mengatakan ada ketidakcocokan antara retorika diet ketat paleo dan apa yang orang makan secara tradisional.
Meski hubungan antara kesehatan dan diet tidak terbantahkan, ada banyak faktor kompleks yang berkontribusi pada hasil kesehatan di komunitas Aborigin.
"Ada tantangan sosio-ekonomi kontemporer di komunitas Aborigin yang membuat sangat sulit bagi orang untuk makan makanan yang sehat," katanya.
Manny Noakes, direktur penelitian program Nutrisi dan Kesehatan di CSIRO, mengatakan meskipun ada beberapa elemen positif pada diet paleo, argumen evolusi tidak valid.
"Untuk mengatakan bahwa tubuh kita belum beradaptasi dari waktu ke waktu, menunjukkan kurangnya pemahaman tentang bagaimana tubuh kita beradaptasi. Tidak hanya melalui gen kita, tetapi apa yang kita sebut epigenome, yang sangat responsif terhadap lingkungan kita," katanya.
Biji-bijian bukan musuh, junkfood (makanan rendah nutrisi) adalah musuh