Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran untuk Kita, Pria Ini Nyaris Tewas karena Gigit Kuku

Kompas.com - 05/05/2018, 18:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Luke Hanoman (28), asal Southport, Inggris, nyaris tewas karena mengalami sepsis (komplikasi berbahaya yang jarang terjadi, red).

Insiden itu terjadi setelah Hanoman menggigit kuku dan tak sengaja membuat robekan kecil pada kulitnya.

Saat diwawancarai The Sun, Hanoman mengatakan awalnya ia tidak terlalu memikirkannya karena tidak terlalu sakit.

Namun beberapa hari kemudian ia mengalami gejala mirip flu, meliputi demam, menggigil, dan keringat dingin. Saat gejala ini dialaminya, ia masih tidak memedulikannya dan tetap bekerja. Padahal, jarinya sudah mulai membengkak dan berdenyut kencang.

Baca juga : Kisah Nyata, Wanita Rusia Dimumikan Hidup-hidup Saat Operasi

Ibu Hanoman mencurigai ada yang salah dengan putranya saat Hanoman tidak juga bangun sampai pukul 14.00 di hari Sabtu. Ia memutuskan untuk menghubungi National Health Service (NHS) dan membawanya ke ruang gawat darurat.

Di rumah sakit, ia diinfus, diawasi selama 24 jam penuh, dan diberi antibiotik selama empat hari pada bulan Juli 2017.

Hanoman beruntung bisa pulih, dokter mengatakan ia sangat beruntung dapat selamat dari maut.

Apa yang bisa dipelajari dari kasus Hanoman?

Kasus Hanoman tergolong kasus langka, yang mengajarkan kita bagaimana sepsis dan syok septik (keadaan di mana tekanan darah turun sampai tingkat yang membahayakan karena sepsis, red) dapat dipicu oleh infeksi apa pun, termasuk kuku yang robek.

Dalam hal ini, masalahnya ada pada respon sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.

Dilansir IFL Science, Jumat (4/5/2018), umumnya infeksi terlokalisasi dan penyebarannya dapat dicegah oleh sistem kekebalan tubuh.

Namun jika infeksi sangat parah, sangat mungkin infeksi menyebar sebelum sistem kekebalan melakukan pencegahan. Hal ini yang menyebabkan peradangan menyebar ke seluruh tubuh.

Bila hal ini diketahui lebih awal, pasien dapat ditolong dengan menggunakan antibiotik.

Di seluruh dunia, ada sekitar 30 juta kasus sepsis per tahunnya dengan 6 juta kematian.

Di AS, CDC menyebut 1,5 juta pasien terkena dampak sepsis dan ada sekitar 250.000 orang yang meninggal karenanya.

Tidak ada batasan usia dan jenis kelamin untuk kasus ini.

Baca juga : Biohacker yang Suntik Sendiri Obat Herpes Buatannya Ditemukan Tewas

Gejala sepsis yang perlu Anda ketahui

Kematian akibat sepsis dapat dicegah bila kita mengetahui gejalanya. Beberapa di antaranya adalah pengucapan tidak jelas, nyeri otot atau menggigil ekstrem, tidak buang air kencing dalam sehari, sesak napas parah, rasanya Anda seperti mau mati, dan terjadi perubahna warna kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com