Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/04/2018, 18:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber EurekAlert

KOMPAS.com - Ada-ada saja kelakuan seksual monyet. Setelah akhir tahun lalu kita mendengar monyet sangat agresif berusaha kawin dengan rusa di Jepang, kini para ilmuwan menemukan perkawinan monyet beda spesies di Tanzania, Afrika.

Seorang peneliti dari Florida Atlantic University adalah orang pertama yang mengungkap dua spesies monyet guenon yang hidup di Gombe National Park, Tanzania, Afrika telah melakukan perkawinan dan melahirkan hibrida (keturunan dari hasil perkawinan silang) sejak ratusan atau ribuan tahun lalu. Monyet guenon adalah monyet hutan endemik di wilayah Afrika.

Penelitian ini sekaligus membantah temuan sebelumnya yang mengatakan monyet guenon hanya akan kawin dengan spesies yang sama dengan karakteristik janggut lebat dan berhidung besar.

Kate Detwiler, Ph.D., penulis dan asisten profesor dari Fakultas Antropologi, Dorothy F. Schmidt College of Arts and Letters, Florida United States, pertama kali mempelajari monyet guenon di Taman Nasional Gombe, Tanzania, pada 1994. Ia melakukan analisis genetika terhadap monyet "berekor merah" (Cercopithecus ascanius) dan "monyet berekor biru" (Cercopithecus mitis).

Baca juga : Seks Tak Masuk Akal antara Monyet dan Rusa Rupanya Umum, Kok Bisa?

Kedua spesies ini adalah monyet guenon Afrika yang mendiami Taman Nasional Gombe, mungkin sejak ribuan tahun lalu. Keduanya hidup berdampingan dengan simapanse dan babun.

Detwiler berhasil mengidentifikasi monyet hibrida lewat jejak kombinasi dari kedua orangtua spesies. Ia menduga, sekitar 15 persen populasi di Taman Nasional Gombe adalah hibrida yang sangat tidak biasa.

Dengan menggunakan DNA mitokondria yang diekstrak dari 114 kotoran monyet ekor merah, monyet ekor biru, dan monyet hibrida, Detwiler berhasil menunjukkan pergerakan materi genetik dari satu spesies guenen ke spesies lain. Ia menemukan fakta bahwa semua monyet yang ditelitinya adalah monyet hibrida.

Penelitian yang diterbitkan di International Journal of Primatology adalah yang pertama membuktikan hal tersebut.

"Ada banyak seks bebas di Taman Nasional Gombe. Monyet ekor merah kawin dengan monyet ekor biru, biru kawin dengan merah, biru dengan biru, merah dengan merah, dan keturunan hibrida kawin dengan semua jenis monyer," kata Detwiler dilansir Eurekalert, Senin (23/4/2018).

"Kami tidak menemukan konsekuensi negatif dari dua spesies sangat berbeda yang melakukakan perkawinan terus menerus dan menghasilkan keturunan berbeda," sambungnya.

Baca juga : Kisah Nyata dari Tanzania, Simpanse Suka Makan Otak Bayi Monyet

Detwiler berkata, monyet biru di Taman Nasional Gombe muncul dari populasi hibrida dan kemungkinan mereka berasal dari luar taman.

Ia berspekuasi bahwa monyet berekor merah tiba di Taman Nasional Gombe dan berkembang di sana. Sementara monyet biru jantan datang dari luar taman setelah dikeluarkan dari kelompok mereka karena dianggap sudah memasuki kematangan seksual. Monyet biru ini mencoba mencari monyet biru betina, namun justru yang ditemukan monyet merah di dalam taman. Keduanya memiliki ketertarikan dan terjadilah perkawinan silang itu.

Menurut Detwiler, temuan populasi hibrida di taman nasional Gombe adalah sesuatu yang sangat berharga agar selanjutnya kita dapat lebih memahami seperti apa sistem perkawinan silang dan bagaimana materi genetik bergerak antar spesies.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber EurekAlert
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com