Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Super Blue Blood Moon, Ada Gerhana Bulan Lain Pada 2018

Kompas.com - 05/02/2018, 21:51 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Gerhana bulan total atau yang disebut super blue blood moon baru saja berlalu. Sayangnya, fenomena langit ini di beberapa daerah di Indonesia tak dapat disaksikan.

Hal itu karena awan mendung menutupi hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Tapi bagi Anda yang Rabu (31/01/2018) lalu tak sempat menyaksikannya, gerhana bulan total akan kembali menyapa Indonesia pada 28 Juli 2018 mendatang.

Dilansir dari Time, Rabu (31/01/2018), wilayah yang dapat mengamati fenomena gerhana bulan total kedua pada 2018 ini adalah sebagian benua Eropa, Afrika, Australia, dan Asia, termasuk Indonesia.

Sama seperti gerhana bulan total pada 31 Januari 2018 lalu, seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati fenomena ini. Hanya saja, mungkin sebagian wilayah tak dapat mengamati keseluruhan proses gerhana terjadi karena bulan akan terbenam dalam keadaan masih gerhana.

Baca juga: Mendung, Super Blue Blood Moon Tak Tampak di Solo dan Yogyakarta

Dirangkum dari Langit Selatan, Minggu (31/12/2017), saat gerhana bulan total ini terjadi, bulan akan tampak kemerahan bagi pengamat di bumi. Gerhana bulan total ini diperkirakan akan terjadi selama 6 jam 13 menit.

Proses gerhana bulan total ini sendiri akan terjadi mulai pukul 00.14 WIB. Sedangkan durasi gerhana totalnya akan berlangsung selama 1 jam 42 menit.

Panjangnya durasi gerhana bulan ini disebut-sebut yang paling lama sejak 18 tahun lalu.

Tak Hanya Gerhana Bulan Total

Sebenarnya, selain gerhana bulan total, bumi akan merasakan gerhana matahari sebagian. Bahkan, pada tahun 2018 ini, ada 3 gerhana matahari sebagian yang dapat dinikmati.

Sayangnya, ketiga gerhana matahari tersebut tidak dapat diamati dari Indonesia.

Bulan ini saja misalnya, gerhana matahari sebagian akan terjadi pada 15 Februari 2018. Gerhana ini akan mudah diamati di Antartika.

Namun, sebagian wilayah Chile dan Argentina juga dapat mengamati fenomena alam ini.

Selanjutnya, gerhana matahari sebagian akan kembali hadir pada 13 Juli 2018. Sayangnya, gerhana ini akan terjadi di wilayah yang hampir tak berpenghuni.

Baca juga: Pentingnya Super Blue Blood Moon bagi Dunia Astronomi

Pasalnya, bayangan bulan akan jatuh di antara wilayah Australia dan Antartika. Ini menyebabkan gerhana tersebut hanya dapat dilihat di sebagian kecil wilayah Australia dan sisanya berada di lautan Hindia, Pasifik, dan wilayah tak berpenghuni di Antartika.

Gerhana matahari sebagian terakhir akan terjadi pada 11 Agustus 2018. Wilayah yang yang bisa menyaksikan gerhana ini adalah sebagian Eropa dan Asia, Kanada, Greenland, Lautan Atlantik, dan Lautan Artik.

Sedangkan, puncak gerhana ini akan terjadi wilayah Rusia, yaitu Laut Siberia Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau